Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Pemicu Kasus Ibu Buang Anak, Begini Cara Depresi Merusak Otak

Kompas.com - 02/08/2019, 09:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber , Health Line

KOMPAS.com - Depresi adalah jenis gangguan mental kompleks yang membuat pengidapnya merasa sedih, putus harapan, dan tidak berharga.

Anda dicurigai mengalami depresi jika gejala-gejala tersebut berlangsung terus lebih dari dua minggu.

Seseorang yang dicurigai mengalami depresi harus mendapat penanganan medis.

Melansir Hellosehat, kondisi ini tidak hanya memengaruhi kestabilan emosi, tapi juga mengganggu produktivitas kerja, hubungan sosial, bahkan sampai memunculkan keinginan bunuh diri.

Baca juga: Viral Ibu Buang Anak, Psikolog Sebut Depresi Picu Perasaan Tega

Sekilas tentang kasus depresi di Indonesia

Penelitian teranyar terkait jumlah kasus depresi di Indonesia baru-baru ini dilakukan oleh Karl Peltzer (peneliti dari Universitas Limpopo, Afrika Selatan) dan Supa Pengpid (peneliti dari Universitas Mahidol, Thailand).

Hasil penelitian menyebutkan bahwa jumlah kasus depresi tertinggi ditemukan pada rentang usia remaja dan dewasa muda.

Menurut penelitian tersebut, dikutip dari intothelight.org, wanita berusa 15-19 tahun merupakan populasi dengan angka depresi paling tinggi (32 persen), disusul oleh laki-laki berusia 20-29 tahun (29 persen), dan laki-laki berusia 15-19 tahun (26 persen).

Penelitian itu juga menunjukkan bahwa tren angka depresi di Indonesia cenderung menurun seiring bertambahnya usia.

Artinya, semakin tua semakin jarang ditemukan kasus depresi baru.

Kerusakan otak bisa terjadi akibat depresi

Dikutip dari Healthline, depresi mayor melibatkan gangguan pada tiga bagian utama otak yang meliputi hippocampus, amygdala, dankorteks prefrontal.

Depresi mayor itu sendiri diartikan sebagai jenis depresi berat atau depresi klinis.

Depresi mayor merupakan salah satu dari dua jenis depresi yang paling sering terdiagnosis.

Berikut adalah penjelasan mengenai kerusakan pada tiga bagian otak tersebut akibat dari depresi berat:

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau