Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG: Suhu Panas Ekstrem di Eropa Tak Berimbas pada Indonesia

Kompas.com - 26/07/2019, 12:35 WIB
Retia Kartika Dewi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beberapa negara di Eropa sedang mengalami suhu panas sejak awal bulan Juli 2019. Negara-negara Eropa yang merasakan suhu ekstrem antara lain Belanda, Belgia, dan Perancis.

Di Belanda, suhu panas mencapai 38,8 derajat Celsius. Di Belgia, rekor tertinggi suhu panas mencapai 38,9 derajat Celsius.

Sementara badan meteorologi Perancis mengungkap suhu panas di negaranya mencapai 41,2 derajat Celsius di Kota Bordeaux, Perancis.

Meski sebagian Eropa sedang merasakan panas ekstrem, kita cukup beruntung karena dampak gelombang panas tidak dirasakan hingga Indonesia.

Baca juga: Apakah Suhu Panas Timur Tengah Berkaitan dengan Suhu Dingin Dieng?

"Heatwave atau gelombang panas terjadi ketika tekanan atmosfer tinggi bergerak ke suatu daerah," ujar Kepala Subbidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Agie Wandala Putra saat dihubungi Kompas.com Jumat (26/7/2019).

Agie melanjutkan, dalam sistem tekanan tinggi seperti itu, udara dari tingkat atmosfer ditarik ke permukaan tanah sehingga menyebabkan udara terkompresi. Inilah yang menyebabkan suhu meningkat.

Indonesia tidak berpengaruh suhu panas

Karena Indonesia termasuk negara tropis, kita tidak mengalami heatwave atau gelombang panas itu.

"Sistem tropis tidak memiliki perbedaan tekanan sangat besar. Tekanan yang relatif stabil dan range suhu yang relatif sama, membuat kita tidak perlu khawatir pada ancaman heatwave," ujar Agie.

Agie mengungkap, daerah yang biasa mengalami heatwave adalah wilayah subtropis atau lintang tinggi.

Gelombang panas terjadi ketika konsentrasi tinggi membuat sistem cuaca lain sulit bergerak ke area tersebut. Oleh karena itu, gelombang panas dapat berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu.

"Semakin lama sistem (gelombang panas) berada di suatu area, semakin panas area itu," ujar Agie.

Sementara, tekanan tinggi menyebabkan angin menjadi terhambat, sehingga biasanya berpengaruh signifikan pada kondisi tubuh manusia.

Hal inilah yang menyebabkan tubuh seringkali dehidrasi hingga menyebabkan pingsan.

Selain itu, sistem bertekanan tinggi juga dapat mencegah awan masuk dalam suatu wilayah yang berdampak sinar matahari bisa menguatkan radiasi ke permukaan di mana sinar ini dapat memanaskan suatu wilayah lebih lama lagi.

Baca juga: 5 Cara Hadapi Gelombang Panas dan Penjelasan Ilmiahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau