Makan teratur namun tidak memperhatikan kandungan gizi, ternyata tidak akan banyak membawa dampak spesifik dalam upaya menjaga stamina.
Hal itu karena tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh akan berbagai aspek gizi.
Hal terakhir yang bisa diakukan untuk menjaga stamina tubuh tetap terjaga adalah dengan memperhatikan kecukupan waktu istirahat atau tidur.
Berdasarkan informasi dari National Sleep Fondation terdapat durasi tidur tertentu yang harus dicukupi oleh manusia, sesuai dengan kebutuhan di usianya.
Misalnya kelompok usia bayi, yakni 0-3 bulan pertama membutuhkan waktu tidur idealnya selama 14-17 jam dalam sehari. Sementara untuk kelompok usia dewasa muda hingga dewasa (18-64 tahun) waktu tidur ideal menjadi semakin sedikit yakni 7-9 jam per hari.
Lama waktu tidur ini akan semakin menyusut seiring bertambahnya usia seseorang. Informasi lengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut.
Tan menambahkan, tubuh manusia tidak membutuhkan "doping stamina" dengan menggunakan zat-zat terlarang.
Dia menyebut istilah “doping stamina” yang selama ini sering disebut sebagai alasan pemakaian oleh para pengguna narkoba, sebenarnya sama sekali tidak bisa dibenarkan.
“Kata ‘doping’ itu sebenarnya enggak ada. Itu maksain badan kerja lebih kencang, kasihan,” ujarnya.
Alih-alih mendapatkan kebugaran tubuh sebagaimana diinginkan, pengguna justru akan mengalami penurunan kualitas kesehatan yang cukup serius.
Baca juga: Nunung Akui Pakai Sabu untuk Stamina, Apa Kata Dokter?
“Kita kenal istilah GGO, gangguan tak organik. Efeknya sudah membuat anatomi sel otak dan saraf berubah. Jangankan narkoba, alkoholisme saja bikin otak mengkerut. Serius,” sebut dia.
Menurut Tan, penyakit-penyakit ini datang karena kita sebagai manusia tidak bisa membedakan mana yang menjadi keinginan mulut dan kebutuhan badan.
"Orang sakit itu karena dia makan yang dia doyan, badannya butuh? Enggak. Narkotika apa lagi, dia pakai yang dia candukan, badannya butuh? Enggak banget," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.