Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/07/2019, 11:15 WIB
Mela Arnani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com — Komedian Nunung dan suaminya ditangkap pihak kepolisian, Jumat (19/7/2019) siang, atas dugaan penyalahgunaan narkotika jenis sabu.

Nunung dan suaminya mengaku mengonsumsi sabu untuk mendoping stamina.

Kata sabu tak asing di telinga, tapi sudah mengertikah Anda mengenai salah satu jenis narkoba ini?

Dokter Adiksi dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) Jakarta, Hari Nugroho, menjelaskan, sabu atau crystal methamphetamine merupakan turunan dari amfetamin.

"Jika ada orang yang menggunakan sabu untuk alasan stamina, orang tersebut menggunakan sifat stimulan dari sabu," kata Hari saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (20/7/2019) pagi.

Baca juga: Nunung dalam Kasus Narkoba, Begini Sejarah Pemakaian Sabu dan Efeknya

Awalnya, amfetamin dalam dunia medis digunakan untuk pengobatan, salah satunya terapi ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder).

Hari menuturkan, sabu merupakan salah satu metamfetamin ilegal berbentuk kristal tawas atau gula batu.

Selain berbentuk kristal, ada pula metamfetamin ilegal yang berbentuk cair dan tablet. Bentuk tabletnya biasa dikenal yaba.

"Sabu ini adalah salah satu zat yang highly addictive karena mekanisme dalam otak yang dapat meningkatkan peredaran dopamin ribuan kali lipat," ujar Hari.

Organ tubuh yang paling dipengaruhi karena pemakaian metamfetamin adalah otak.

Di dalam otak, zat ini akan merangsang pengeluaran dopamin sekaligus menghalangi transporter re-uptake antarsel saraf.

"Sehingga dopamin yang beredar menjadi sangat banyak hingga ribuan kali dari normal. Inilah yang menyebabkan sabu menjadi salah satu zat yang tingkat ketergantungannya tinggi," tutur Hari.

Sebagai tambahan, dopamin mempunyai fungsi memberikan rasa senang dan nikmat. Secara normal otak manusia akan mengeluarkan dopamin saat makan, melakukan hobi, aktivitas seksual, dan lainnya. 

Baca juga: Yang Terjadi pada Otak jika Konsumsi Sabu

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com