Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nunung Jaga Stamina dengan Narkoba, Apa Pilihan Lainnya?

Kompas.com - 20/07/2019, 12:00 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Komedian Nunung diamankan kepolisian atas kepemilikan 0,36 gram sabu di kediamannya, Jumat (19/7/2019) malam, bersama dengan sang suami July Jan Sambiran.

Ia diketahui positif mengonsumsi zat-zat terlarang selama 5 bulan terakhir dengan alasan untuk menjaga stamina di tengah aktivitasnya di dunia keartisan yang begitu padat.

Padahal, menjaga stamina dengan cara pintas seperti ini tidak dianjurkan dan justru merusak tubuh juga masa depan pelakunya.

Dokter, filsuf, sekaligus ahli gizi DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum, menyebutkan cara yang baik untuk menjaga stamina tubuh tanpa mendekati barang haram seperti sabu dan berbagai jenis psikotropika lainnya.

Baca juga: Nunung dan Suami Ditangkap Tanpa Perlawanan

Menjaga asupan makan

Salah satu faktor paling penting dalam menjaga stamina tubuh adalah dengan memperhatikan asupan makanan dan minuman yang masuk dalam tubuh.

Makanan dengan kandungan gizi yang baik dan seimbang dapat menjaga tubuh tetap dalam stamina yang baik.

Hal itu disampaikan dr. Tan Shot Yen saat dihubungi Sabtu (20/7/2019) pagi melalui pesan singkat.

“(Konsumsi lah makanan yang) Sehat seimbang, cukup kalori hari ini, sekaligus bebas kanker dan stroke di kemudian hari,” kata Tan.

Ia menganalisis pola hidup artis yang tidak memperhatikan konsumsi makanan juga waktu istirahat untuk tubuhnya. Hal ini membuat mereka mengabaikan kecukupan gizi dari makanan yang dikonsumsinya.

“Belum lagi makanannya ngaco. Kebayang enggak artis makan, minum, (dan) tidurnya bagaimana?” ucap dia.

“Jangankan artis, eksekutif-eksekutif muda yang baru naik daun juga gayanya begitu. Belum alasan entertaint tamu,” lanjutnya.

Perhatikan kandungan gizi

Tan mencontohkan kandungan gizi dalam makanan yang sehari-hari banyak dikonsumsi oleh karyawan atau pekerja di Indonesia, ternyata mengandung begitu banyak kalori, namun minim serat.

Misalnya nasi uduk, nasi ayam, nasi capcay, martabak, dan sebagainya.

Baca juga: Ditangkap Polisi, Nunung Mengaku Pakai Narkoba untuk Tingkatkan Stamina

Kandungan gizi asupan makanan karyawan kantoran di IndonesiaDok. dr. Tan Shot Yen Kandungan gizi asupan makanan karyawan kantoran di Indonesia
Tubuh membutuhkan asupan cukup untuk aspek karbohidrat, protein, lemak, serat, kalsium, dan berbagai vitamin.

Untuk serat, bisa didapatkan dari berbagai sayur-sayuran kemudian protein bisa berasal dari berbagai bahan makanan hewani atau kacang-kacangan.

Makan teratur namun tidak memperhatikan kandungan gizi, ternyata tidak akan banyak membawa dampak spesifik dalam upaya menjaga stamina.

Hal itu karena tidak terpenuhinya kebutuhan tubuh akan berbagai aspek gizi.

 

 

Tidur cukup

Hal terakhir yang bisa diakukan untuk menjaga stamina tubuh tetap terjaga adalah dengan memperhatikan kecukupan waktu istirahat atau tidur.

Berdasarkan informasi dari National Sleep Fondation terdapat durasi tidur tertentu yang harus dicukupi oleh manusia, sesuai dengan kebutuhan di usianya.

Misalnya kelompok usia bayi, yakni 0-3 bulan pertama membutuhkan waktu tidur idealnya selama 14-17 jam dalam sehari. Sementara untuk kelompok usia dewasa muda hingga dewasa (18-64 tahun) waktu tidur ideal menjadi semakin sedikit yakni 7-9 jam per hari.

Lama waktu tidur ini akan semakin menyusut seiring bertambahnya usia seseorang. Informasi lengkapnya dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik kebutuhan tidur manusia berdasarkan kelas usiaNational Sleep Foundation Grafik kebutuhan tidur manusia berdasarkan kelas usia

Tubuh tidak butuh zat terlarang

Tan menambahkan, tubuh manusia tidak membutuhkan "doping stamina" dengan menggunakan zat-zat terlarang.

Dia menyebut istilah “doping stamina” yang selama ini sering disebut sebagai alasan pemakaian oleh para pengguna narkoba, sebenarnya sama sekali tidak bisa dibenarkan.

“Kata ‘doping’ itu sebenarnya enggak ada. Itu maksain badan kerja lebih kencang, kasihan,” ujarnya.

Alih-alih mendapatkan kebugaran tubuh sebagaimana diinginkan, pengguna justru akan mengalami penurunan kualitas kesehatan yang cukup serius.

Baca juga: Nunung Akui Pakai Sabu untuk Stamina, Apa Kata Dokter?

“Kita kenal istilah GGO, gangguan tak organik. Efeknya sudah membuat anatomi sel otak dan saraf berubah. Jangankan narkoba, alkoholisme saja bikin otak mengkerut. Serius,” sebut dia.

Menurut Tan, penyakit-penyakit ini datang karena kita sebagai manusia tidak bisa membedakan mana yang menjadi keinginan mulut dan kebutuhan badan.

"Orang sakit itu karena dia makan yang dia doyan, badannya butuh? Enggak. Narkotika apa lagi, dia pakai yang dia candukan, badannya butuh? Enggak banget," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau