KOMPAS.com – Suhu di sejumlah wilayah Jawa mengalami penurunan jika dibandingkan rata-rata pada hari biasanya.
Akibat penurunan suhu ini, udara di hampir semua wilayah Jawa terasa lebih dingin dari biasanya, baik pada pagi hari, siang, hingga malam hari.
Mengenai suhu dingin ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan sejumlah fakta mengapa udara menjadi terasa dingin beberapa waktu terakhir.
Berikut 5 fakta seputar suhu dingin, dirangkum dari sejumlah pemberitaan Kompas.com:
Pada musim kemarau kali ini, bagian Pulau Jawa menjadi wilayah yang terbilang kering jika dibandingkan seluruh bentang wilayah Indonesia.
Hal ini bisa dilihat dari citra satelit yang mendeteksi water vapour di atmosfer.
Inilah yang disebut sebagai fenomena dry intrusion atau intrusi udara kering yang menyebabkan suhu dingin terasa di wilayah Jawa dan sekitarnya.
Seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (18/7/2019), Kepala Sub Bidang Iklim dan Cuaca BMKG Agie Wandala menjelaskan, dry intrusion bersifat dingin karena suhu udara di selatan Indonesia saat ini sangat rendah, terutama berdampak untuk Pulau Jawa.
Faktor lain yang membuat suhu di wilayah Jawa mengalami penurunan adalah keberadaan Monsuun Australia.
"Artinya, massa udara dari selatan dan angin cenderung timuran," kata Agie.
Angin berasal dari Australia yang tengah mengalami musim dingin dan menuju ke Benua Asia yang tengah mengalami kemarau.
Angin ini tidak membawa hujan karena uap air dari Benua Australia telah melewati berbagai gurun kering di bagian utara Australia.
Baca juga: Kemarau Kok Suhu Dingin? BMKG Ungkap Penyebabnya Dry Intrution
Kondisi langit di atas Pulau Jawa cenderung cerah tanpa tutupan awan sehingga membuat pancaran gelombang Bumi pada malam hari bekerja secara maksimal.
Hal ini menyebabkan suhu permukaan menjadi relatif turun dan udara menjadi dingin.