Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kecanduan Main "Game" Sebabkan Gangguan Jiwa? Ini Kata Dokter

Kompas.com - 16/07/2019, 15:10 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Selain itu, ia juga kehilangan waktu dan kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih produktif dalam hidup karena waktunya habis untuk bermain game.

Baca juga: Mungkinkah Kecanduan Game adalah Bentuk Kekosongan Jiwa?

“Orang yang sudah kecanduan biasanya enggak ada kenikmatan lain yang bisa dirasakan selain main game, bahkan makan minum mandi enggak perlu, tapi kalau enggak ada wifi ngamuk. Cemas, gelisah, lalu ngamuk,” jelas dia.

Namun, Dharmawan menyayangkan, banyak  yang belum menyadari bahaya dari kecanduan game yang banyak dialami oleh saudara atau orang di sekitarnya. Bahkan, ada yang menganggapnya bukan masalah.

“Yang jadi masalah banyak orang masih denial bahwa ini kelainan mental dan menolak untuk diobati,” kata Dharmawan.

Sebelumnya, pada 2018, kecanduan game atau game disorder resmi ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai penyakit gangguan mental.

Kecanduan game dimasukkan dalam versi terbaru International Statistical Classification of Diseases (ICD).

ICD merupakan sistem yang berisi daftar penyakit berikut gejala, tanda, dan penyebab yang dikeluarkan WHO.

WHO memasukkannya ke daftar "disorders due to addictive behavior" atau penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan. 

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo HATI-HATI, KECANDUAN GAME TERMASUK GANGGUAN MENTAL

Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) juga sudah menetapkan kecanduan game sebagai bentuk gangguan kejiwaan jika sudah mengesampingkan kepentingan hidup lainnya.

Ditunjukkan dengan 3 indikasi, yakni bermain game secara berlebihan, memprioritaskan bermain game, dan tetap melanjutkan bermain game meski sudah menyadari ada gangguan pada tubuh yang dirasakan.

Gangguan kejiwaan ini kemudian disebut dengan istilah gaming disorder.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau