Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kecanduan Main "Game" Sebabkan Gangguan Jiwa? Ini Kata Dokter

Kompas.com - 16/07/2019, 15:10 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah video yang merekam perilaku seorang laki-laki yang terus menggerakkan tangannya seolah-olah memegang game console, beredar di media sosial.

Video itu dibagikan sejumlah akun di media sosial. Seorang pria pada video itu disebut mengalami gangguan kesehatan jiwa hingga tidak dapat diajak berkomunikasi karena kecanduan bermain game di ponselnya.

Jari-jarinya selalu bergerak-gerak seolah memainkan sebuah permainan di tangannya, padahal tidak ada barang yang sedang dipegangnya.

Baca juga: Kontroversial, WHO Putuskan Kecanduan Game sebagai Gangguan Mental

Saat ditanya berapa usianya, Wawan juga tidak memberi respon apa pun dan terus memainkan jari-jarinya.

Video itu salah satunya diunggah oleh akun Instagram @info.biasa.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by INFO BIASA (@info.biasa) on Jul 15, 2019 at 12:46am PDT

Benarkah kecanduan main game seperti disebutkan dalam video itu bisa menyebabkan gangguan jiwa?

Psikiater dari konsultan kejiwaan Smart Mind Center Consulting Dr. Dharmawan A. Purnama, Sp.KJ memberikan penjelasannya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/7/2019) siang.

Ia mengatakan, kecanduan bermain game di ponsel dapat menyebabkan kecanduan bahkan mengganggu kesehatan fisik dan mental.

“Dia tidak bisa mengendalikan itu walaupun dia tahu dia harus menyetopnya, karena hal tersebut jelek untuk kesehatan atau jelek untuk kehidupannya,” kata Dharmawan.

Dampak kecanduan game bisa mewujud dalam beragam bentuk, teegantung dari jenis game yang dimainkan.

Baca juga: INFOGRAFIK: Hati-hati, Kecanduan Game Termasuk Gangguan Mental

“Jadi adiksi perilaku. Setiap game bisa berpotensi kecanduan. Game yang agresif bisa membuat orang jadi agresif, game strategik bisa melatih berpikir tapi tetap saja kecanduan,” ujar dia.

Dharmawangsa menyebutkan, waktu bermain game seharusnya tidak melebihi lamanya waktu bekerja.

“Namanya juga main ya untuk break saja. Kalau kerja full time 40 jam seminggu, masa main game-nya 30 jam seminggu? Sudah lebih dari separuh waktu kerja,” ujar Dharmawan.

Pemain gim yang sudah kecanduan akan kehilangan kenikmatan lain di luar game, termasuk hal-hal penting yang sebenarnya dia butuhkan.

Misalnya, makan, istirahat, mandi, dan sebagainya.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau