Selain itu, pola makan yang tidak teratur seperti jarang makan, atau makan dalam porsi banyak sekaligus, dan jarak waktu yang terlalu dekat antara jam tidur dengan jam makan juga dapat mencetuskan gejala GERD.
Pada pasien yang telah mengalami GERD, stres juga dapat meningkatkan frekuensi keluhan dan memperberat gejala GERD.
Secara umum, makanan daging, terutama dengan kadar minyak yang tinggi, atau volume makanan yang besar mempermudah terjadinya refluks (aliran balik) di esofagus.
Beberapa produk minuman seperti kopi, coklat, minuman berkarbonat, tomat, bawang putih, dan buah-buahan yang sifatnya asam seperti jeruk dan nanas pada beberapa pasien juga perlu dihindari untuk mengurangi berulangnya keluhan.
Baca juga: Halo Prof! Makan Apa supaya Berat Badan Bertambah?
Kemungkinan adanya hubungan antara GERD dengan gangguan jantung telah diajukan sejak 1950-an. Sejak saat itu telah banyak penelitian yang dilakukan untuk berusaha mencari hubungan antara GERD dengan penyakit jantung, salah satunya adalah gangguan irama jantung.
Beberapa mekanisme yang diyakini menyebabkan gangguan irama jantung pada pasien GERD di antaranya adalah peradangan lokal, hubungan refleks saraf antara jantung dengan kerongkongan, dan iritasi sistem saraf yang mengatur refleks di kerongkongan melalui mekanisme peradangan, mekanis, dan kimiawi.
Meski demikian, hingga kini belum dapat dipastikan bahwa GERD dapat menyebabkan gangguan irama jantung secara langsung.
Meskipun GERD belum terbukti secara langsung menyebabkan gangguan irama jantung, gejala GERD dan gejala gangguan irama jantung dapat terjadi bersamaan atau tumpang tindih. Misalnya, pada kondisi pasien yang terlalu cemas akan penyakit GERD yang dialaminya, bisa menjadi muncul gejala dada berdebar atau gangguan irama jantung.
Begitupun juga bila pasien mengonsumsi makanan atau minuman yang dapat mencetuskan gejala GERD dan juga dapat mencetuskan gejala gangguan irama jantung: seperti alkohol, kopi dan teh yang mengandung kafein, atau pola makan yang tidak teratur, dan makan sekaligus dalam porsi besar.
Baca juga: Halo Prof! Bahayakah Bila Sering Nyeri Dada Mendadak?
Obat yang selama ini Bapak konsumsi merupakan salah satu jenis obat yang dapat menekan produksi asam lambung. Meskipun penyakit GERD disebabkan oleh produksi asam lambung yang berlebih, konsumsi obat penurun produksi asam lambung secara berkesinambungan bukanlah solusi utama pengobatan GERD.
Target utama pengobatan GERD adalah perubahan pola hidup untuk menghindari pencetus dan pemberat gejala GERD.
Beberapa upaya yang juga dapat Bapak lakukan adalah membuat jurnal makanan dan mencatat makanan atau minuman yang dikonsumsi setiap harinya, agar dapat diketahui makanan apa yang dapat mencetuskan gejala GERD.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.