Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Plester Mulut, Ini 4 Kontroversi Andien soal Anak dan Kesehatan

Kompas.com - 12/07/2019, 19:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Baca selengkapnya: Berisiko, Kemenkes Tidak Sarankan Water Birth

2. Terapkan Baby Led Weaning (BLW)

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Pertanyaan yang paling banyak di BLW adalah apakah bayi tidak tersedak ketika makan? Proses makan adalah proses stimulasi. Mereka belajar. Mereka belajar menggigit, mengunyah, menghaluskan, dan menelan. Mereka bermain-main dan mengeksplor setiap makanan yang mereka pegang. Ketika makanan yang berhasil dimasukkan mulut terlalu besar, terlalu panjang, atau tidak bisa dikunyah dengan baik sehingga tidak bisa tertelan, maka bayi secara naluriah akan mengeluarkannya. Refleks tersebut dinamakan gagging, berbeda dengan choking. . . Selama posisi badan bayi tegak lurus, maka ia akan dapat mengeluarkan makanannya sendiri. Mereka belajar untuk memiliki solusi terhadap suatu masalah. Dan setelah beberapa kali terjadi, mereka akan belajar untuk mengira-ngira seberapa keras mereka harus menggigit, atau seberapa besar makanan tersebut masuk. . . Yang terpenting adalah, orangtua harus percaya. Jangan khawatir dan jangan resah. 1 keresahan ibu, sebanding dengan 10 keresahan anak. So do it in a very fun way! Dibawa santai ?? . . #AnakuAskaraBiru #Kawa6Bulan #KawaMakan

A post shared by Andien Aisyah (@andienaisyah) on Jul 14, 2017 at 6:14am PDT

Ketika Kawa baru menginjak usia 5 bulan, Andien dan suami sudah menerapkan Baby Led Weaning (BLW), metode pemberian makan bayi yang diperkenalkan di Inggris.

Metode pemberian makan ini memperbolehkan bayi makan makanan padat, dan biasanya berupa sayuran atau buah yang sudah dikukus dan dipotong sehingga bisa digenggam bayi dan langsung dimakan.

Di usia 5 bulan, Kawa sudah memegang brokoli kukus sendiri.

Tentu saja hal ini membuat pro kontra, terlebih banyak yang mengkhawatirkan hal ini justru bisa menyebabkan gangguan pencernaan.

Metode BLW diperkenalkan oleh Grill Rapley sekitar 10-15 tahun lalu. Salah satu tujuannya adalah mengajarkan pola makan yang sehat dan baik sedini mungkin.

Dengan membiarkan bayi mengeksplorasi tekstur, rasa, dan warna makanan, diharapkan mereka belajar menentukan waktu kapan ingin makan, berapa jumlahnya, dan kapan berhenti makan. Dalam hal ini, tidak ada proses menyuapi makanan lunak.

Berkaitan dengan BLW, dokter spesialis anak Lucia Nauli Simbolon tidak menganjurkan metode ini. Dia lebih menganjurkan pemberian MPASi secara bertahap sesuai usia bayi.

"Kami menyarankan metode pemberian MPASI berdasarkan panduan dan bukti lengkap. Dimulai dari yang lunak dulu karena dari segi kecukupan gizi dan kemampuan pencernaan sudah terbukti lebih tepat," papar Lucia.

Baca selengkapnya: Yang Harus Diketahui Ibu Sebelum Terapkan Metode BLW

3. Kawa jarang pakai alas kaki

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Bahagia itu sederhana ????????

A post shared by Andien Aisyah (@andienaisyah) on Jun 26, 2018 at 7:06am PDT

Bila Anda mengikuti postingan Andien di Instagram, mungkin Anda akan melihat Kawa berjalan tanpa alas kaki di beberapa kesempatan.

Dalam sebuah kesempatan Andien pernah mengatakan, membiasakan Kawa untuk bertelanjang kaki baik untuk perkembangan tumbuh kembang anaknya mulai ditahap merayap, merangkak, hingga berjalan.

Melansir barefoothealing, ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa nyeker dan bersentuhan dengan rumput, pasir, tanah, dan batu dapat mengurangi risiko berbagai penyakit kronis dan kelelahan.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau