Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seri Baru Jadi Ortu: Dibanding Baby Walker, Ahli Sarankan Anak Dititah

Kompas.com - 03/07/2019, 19:33 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Banyak orangtua menganggap baby walker merupakan pilihan tepat untuk membantu anak belajar jalan. Padahal, tidak demikian.

Annelia Sari Sani, S. Psi, psikolog dari RSAB Harapan Kita mengatakan, penggunaan baby walker tidak disarankan. Pasalnya, anak yang menggunakan baby walker justru lebih lambat dalam berjalan.

"Kalau dari sisi psikologisnya, anak (yang memakai baby walker) tidak belajar risikonya. Risiko berjalan kalau dia jatuh atau dia tersandung, ada baby walker yang menahan. Justru dia tidak belajar untuk tahu rasanya berjalan menopang tubuh dengan kedua kakinya,” papar perempuan yang akrab disapa Anna, seperti diberitakan Kompas.com dalam artikel berjudul Ahli Larang Anak Pakai "Baby Walker", Mengapa? edisi Juli 2018.

Di samping itu, penggunaan baby walker juga memiliki risiko kecelakaan pada anak.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Apa Ayah Bisa Mengalami Baby Blues?

Dokter Eva Devita Harmoniati, Spa(K) berkata, ketika anak menggunakan baby walker, dia memang bisa bergerak dengan bebas. Namun, anak belum tentu dapat mengantisipasi kecepatan yang dihasilkan dari gerak bebasnya itu sehingga berisiko mengalami kecelakaan, seperti menabrak dinding atau tergelincir di tangga.

"Selain itu, pola berjalan. Anak dengan baby walker tidak akan berjalan dengan heel to toe (tumit ke jari), pola berjalannya akan berbeda, dia akan lebih sering bergeser atau mengayuh," imbuh Eva.

Lantas, bagaimana cara terbaik untuk mengajari anak kita berjalan?

"Lebih disarankan kita titah (dipegang kedua tangannya) atau dia mendorong bangku. Jadi gerakannya melangkah ke depan," jelas Eva.

Dititah adalah proses belajar anak untuk dapat berjalan dengan bantuan orang dewasa. Biasanya, orangtua atau orang dewasa akan memegang kedua tangan si anak dan menuntunnya langkah demi langkah untuk belajar berjalan.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Perlu Tidak Sih Ibu Hamil Jalani Tes NIPT?

Anna pun sependapat. Menurut dia, proses perkembangan motorik anak yang terbaik adalah dengan membiarkan anak lebih sering bermain di matras atau lantai. Ia mencontohkan dengan mengajari anak melalui proses merayap, kemudian merangkak dengan lutut, berlutut, dan berjalan.

"Kita harus memberikan kesempatan anak untuk eksplorasi lingkungan. Sambil kita jaga dan menemani. Jangan apa-apa dilarang. Nanti anak menjadi tidak eksplorasi. Karena di situlah otak dan tulang anak berkembang," ujar Anna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau