Para mahasiswa mendapat informasi bohong ini memberi nilai ketertarikan yang lebih rendah dari kelompok kontrol, meskipun foto yang dihadapinya tidak diedit.
Baca juga: Sejarah Mencatat, Korban Pernikahan Sedarah adalah Anak-anak
Berdasarkan tiga eksperimen itu, Fraley dan Marks menyimpulkan bahwa manusia memang secara alami tertarik dengan wajah orang yang menyerupai anggota keluarganya karena akrab dilihat. Mereka menduga bahwa hal ini disebabkan oleh sexual imprinting yang terjadi saat masih kecil.
Namun, ketertarikan karena akrab ini paling kuat jika kita tidak tahu dari mana asalnya. Jika dua orang secara sadar menghabiskan banyak waktu bersama saat masih kecil, keduanya mungkin akan jadi terbiasa satu sama lain dan ketertarikan seksual menghilang.
Beberapa peneliti juga sependapat dengan Fraley dan Marks. Mereka berhipotesis bahwa perlindungan pada masa tumbuh kembang dengan hidup berdekatan bisa melawan GSA.
Dikutip dari Mirror.co.uk, psikolog Corrinne Sweet mengatakan demikian tentang GSA: Pada tingkat genetik, kita dikondisikan untuk menemukan orang yang terlihat sama menariknya dengan kita.
"Pada saat yang sama, orang yang diadopsi atau tinggal terpisah merasa terasing. Ada daya tarik dan kerinduan di sana, dan ketika itu dikombinasikan dengan daya tarik kesamaan genetik, itu akan menjadi hal yang sangat kuat, kompleks, dan sangat menggoda," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.