Siswanto menjelaskan bahwa fenomena rip current bisa dikenali, seperti permukaan laut yang cenderung lebih tenang daripada gelombang di sekitarnya yang menuju pantai.
"Perhatikan buih ombak yang datang, bila ada celah di antara buih-buih gelombang itu, maka kemungkinan di sekitar area itu sedang terjadi rip current atau arus pecah," ujar Siswanto.
Kemudian, untuk ciri lainnya, yakni warna air laut yang cenderung keruh dari sekitarnya. Hal ini disebabkan karena arus rip current sangat kuat dan arus balik ini umumnya membawa serta material pantai, sehingga warnanya cenderung lebih keruh.
Biasanya, untuk bisa mengamati kekeruhan warna permukaan air laut dilakukan pengamatan dari tempat yang tinggi.
Selanjutnya, rip current umumnya terjadi di ujung cekungan pantai. Dengan demikian, perlu diwaspadai permukaan pantai yang lebih cekung daripada sekitarnya.
Adapun, pengunjung pantai juga bisa mengetes apakah di dekatnya sedang terjadi fenomena rip current atau tidak.
"Di atas air tenang itu bisa diletakkan sebuah benda yang mengapung, misalnya batok kelapa, ke atas ombak yang bergerak ke arah pantai. Jika benda itu terseret sampai menuju ke lepas pantai pada jalur air yang tenang, maka bisa dipastikan terjadi rip current di jalur itu," kata Siswanto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.