Pusatnya gempa kedua ini lagi-lagi Samudra Hindia bagian selatan. Namun, tepatnya pusat gempa bergser ke Samudra Hindia selatan Bali.
Gempa tersebut juga berjenis gempa tektonik. Kali ini guncangan lindu berkekuatan M 5,1.
Episenter terletak pada koordinat 11,75 LS dan 115,64 BT tepatnya dilaut pada jarak 344 km arah selatan Denpasar dengan kedalaman 10 km.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dipicu penyesaran dengan pergerakan turun (normal fault) sementara pemodelan menunjukkan tidak berpotensi tsunami," papar Daryono.
"Jika memperhatikan lokasi episenter dan hiposeternya tampak gempa selatan Bali ini berpusat di Zona Outer Rise. Peristiwa gempa ini memberi petunjuk kepada kita akan aktifnya zona sumber gempa di luar zona subduksi selatan Bali sebagaimana Zona Outer Rise selatan Sumbawa," tambah pria kelahiran Semarang itu.
Sebagai informasi, Zona Outer Rise Sumbawa pernah memicu gempa berkekuatan M 8,3 dan membangkitkan tsunami setinggi 8 meter pada 19 Agustus 1977. Saat itu, tsunami menelan korban jiwa sebanyak 198 orang tewas dan hilang di pantai selatan Sumbawa.
Meski begitu, Daryono menyebut bahwa hingga saat malam ini hasil monitoring BMKG terhadap aktivitas gempa selatan Cilacap dan selatan Bali menunjukkan belum ada aktivitas gempa susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tegas Daryono.
Baca juga: Ahli Gempa BMKG: Mei 2019 adalah Bulan Teduh Gempa, Apa Maksudnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.