Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gempa Hari Ini: Guncang Cilacap dan Bali, Hanya Selang 15 Menit

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadinya dua gempa bumi tektonik di Samudra Hindia bagian Selatan. Kedua gempa ini mengguncang hanya berselisih 15 menit saja.

Lindu tersebut menggetarkan wilayah Cilacap dan Bali. Kekuatan kedua gempa ini cukup signifikan.

Gempa pertama terjadi pukul 16.32 WIB dan berpusat sekitar Samudra Hindia selatan Cilacap. Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal guncangan ini berkekuatan M 5,7.

"Selanjutnya (kekuatan gempa) dimutakhirkan menjadi M 5,5," ungkap Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG melalui pesan singkat.

Episenter terletak pada koordinat 8,68 LS dan 108,82 BT tepatnya di laut pada jarak 107 km arah selatan Kota Cilacap, pada kedalaman 64 km.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan hiposenternya, tampak gempa ini merupakan gempa menengah akibat deformasi batuan pada Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempang Eurasia di selatan Cilacap," kata Daryono.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dibangkitkan penyesaran naik (thrust fault)," sambungnya.

Melansir data dari BMKG, guncangan gempa ini dirasakan di Pangandaran, Cilacap, Ciamis, Kebumen dalam skala intensitas III MMI dan Bandung dalam skala intensitas II MMI.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan namun demikian gempa ini membuat banyak warga panik dan berlarian ke luar rumah," ujar Daryono.

"Patut disyukuri bahwa hasil pemodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Wilayah selatan Cilacap dan Pangandaran merupakan kawasan seismik aktif yang memiliki potensi gempa kuat," tegasnya.

BMKG mencatat belum lama ini juga terjadi gempa signifikan di Cilacap yaitu pada 18 Mei 2019 lalu dengan kekuatan M 5,6. Gempa ini mengguncang Pangandaran, Kebumen, Tasikmalaya, Cilacap, Banyumas, Karangkates, Blitar, Tulungagung hingga Kediri dalam skala intensitas II-III MMI yang menyebabkan banyak warga panik dan berlarian keluar rumah.

"Catatan katalog BMKG sejak tahun 1940 menunjukkan bahwa di zona ini sudah terjadi gempa kuat sebanyak 6 kali, yaitu pada 21 Maret 1940 (M 6,3); 7 September 1974 (M 6,5); 24 Juli 1979 (M 6,9); Tsunami merusak 17 Juli 2006 (M 7,7); 3 Maret 2011 (M 6,7); dan 13 juni 2013 (M 6,7)," tutur Daryono.

"Dengan memperhatikan tingginya potensi gempa di wilayah ini maka penting untuk terus menggalakkan upaya mitigasi gempabumi dan tsunami," imbuhnya.

Belum usai kepanikan yang dirasakan warga Cilacap dan sekitarnya, gempa kemudian mengguncang wilayah Bali. Jarak waktu kedua gempa tersbeut hanya berselang 15 menit.

Pusatnya gempa kedua ini lagi-lagi Samudra Hindia bagian selatan. Namun, tepatnya pusat gempa bergser ke Samudra Hindia selatan Bali.

Gempa tersebut juga berjenis gempa tektonik. Kali ini guncangan lindu berkekuatan M 5,1.

Episenter terletak pada koordinat 11,75 LS dan 115,64 BT tepatnya dilaut pada jarak 344 km arah selatan Denpasar dengan kedalaman 10 km.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dipicu penyesaran dengan pergerakan turun (normal fault) sementara pemodelan menunjukkan tidak berpotensi tsunami," papar Daryono.

"Jika memperhatikan lokasi episenter dan hiposeternya tampak gempa selatan Bali ini berpusat di Zona Outer Rise. Peristiwa gempa ini memberi petunjuk kepada kita akan aktifnya zona sumber gempa di luar zona subduksi selatan Bali sebagaimana Zona Outer Rise selatan Sumbawa," tambah pria kelahiran Semarang itu.

Sebagai informasi, Zona Outer Rise Sumbawa pernah memicu gempa berkekuatan M 8,3 dan membangkitkan tsunami setinggi 8 meter pada 19 Agustus 1977. Saat itu, tsunami menelan korban jiwa sebanyak 198 orang tewas dan hilang di pantai selatan Sumbawa.

Meski begitu, Daryono menyebut bahwa hingga saat malam ini hasil monitoring BMKG terhadap aktivitas gempa selatan Cilacap dan selatan Bali menunjukkan belum ada aktivitas gempa susulan (aftershock).

"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tegas Daryono.

https://sains.kompas.com/read/2019/06/09/200600023/gempa-hari-ini--guncang-cilacap-dan-bali-hanya-selang-15-menit

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Mengapa Ayam Berkokok Saat Setelah Bertelur?

Mengapa Ayam Berkokok Saat Setelah Bertelur?

Oh Begitu
Apa yang Terjadi Saat Otak Mati?

Apa yang Terjadi Saat Otak Mati?

Oh Begitu
Apakah Ada Cara Memperlambat Proses Penuaan?

Apakah Ada Cara Memperlambat Proses Penuaan?

Oh Begitu
BMKG Prediksi Musim Kemarau 2023 Berakhir pada Akhir Oktober

BMKG Prediksi Musim Kemarau 2023 Berakhir pada Akhir Oktober

Fenomena
Kloroplas Tanaman Berpotensi Jadi Obat untuk Penyakit Huntington

Kloroplas Tanaman Berpotensi Jadi Obat untuk Penyakit Huntington

Oh Begitu
Jangan Asal Buang, Sampah Rumah Tangga Ini Juga Limbah Berbahaya

Jangan Asal Buang, Sampah Rumah Tangga Ini Juga Limbah Berbahaya

Kita
Apakah Ada Makanan yang Membuat Kentut Berbau?

Apakah Ada Makanan yang Membuat Kentut Berbau?

Oh Begitu
Fakta-fakta Menarik Bayi Gajah, Tak Hanya Suka Mengisap Belalai

Fakta-fakta Menarik Bayi Gajah, Tak Hanya Suka Mengisap Belalai

Oh Begitu
Apakah Gajah Afrika Bisa Kawin dengan Gajah Asia?

Apakah Gajah Afrika Bisa Kawin dengan Gajah Asia?

Oh Begitu
Ilmuwan Temukan Bahan Bakar 'Aman Api'

Ilmuwan Temukan Bahan Bakar 'Aman Api'

Fenomena
Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Oh Begitu
Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Fenomena
Mengatasi Polusi Udara dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Kita
Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke