Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mudik Sambil Belajar Sejarah Penamaan Kota Cirebon

Kompas.com - 28/05/2019, 16:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Bulan Ramadhan sudah memasuki hari-hari terakhirnya. Pada waktu-waktu ini, kebanyakan orang akan melakukan mudik atau pulang kampung.

Salah satu wilayah yang menjadi tujuan para pemudik adalah Cirebon. Daerah berjuluk kota udang ini menyimpan banyak keindahan yang sayang untuk dilewatkan.

Namun, selain dari keindahan kotanya, mungkin ada beberapa hal yang tidak Anda tahu mengenai Cirebon. Di antaranya mungkin adalah asal nama atau toponimi kota tersebut.

Asal usul kata Cirebon terdapat dalam naskah Carita Purwaka Caruban Nagari yang ditulis oleh Pangeran Aria Cirebon pada 1720.

Baca juga: Mudik ke Kota Kembang, Bagaimana Sih Asal Mula Nama Bandung?

Pangeran Aria Cirebon sendiri merupakan putra Sultan Kasepuhan. Dia pernah diangkat sebagai perantara para Bupati Priangan dengan VOC sekitar tahun 1706 sampai 1723.

Dalam naskah yang ditulisnya, Cirebon bermula dari kata "Sarumban" yang kemudian berubah pengucapannya menjadi "Caruban". Caruban berasal dari kata carub yang berarti campur.

Pada zaman dahulu, wilayah ini sangat berkembang dan banyak didatangi oleh orang Sunda, Jawa, Arab, hingga China. Hal ini mungkin yang membuat wilayah tersbeut disebut dengan Caruban.

Seiring waktu, kata tersebut kemudian mengalami perubahan ucap lagi menjadi "Carbon" yang berarti pusat jagat. Kata ini digunakan oleh para wali karena dulu tempat ini dipercaya sebagai tengah-tengah Pulau Jawa.

Carbon kemudian mengalami perubahan ucap kembali menjadi "Cerbon" lalu jadi "Cirebon".

Beberapa ahli sejarah percaya bahwa istilah Cirebon ini muncul karena kaitannya dengan pembuatan terasi yang dilakukan oleh Pangeran Cakrabumi alias Cakrabuana.

Cirebon diambil berdasarkan keratabasa (singkatan) bahasa Sunda dari kata Ci dan Rebon. Kata ci berarti air, sedangkan rebon berarti udang kecil.

Keduanya adalah bahan pembuat terasi. Barangkali inilah asal nama Cirebon paling tepat karena hingga sekarang kota tersebut merupakan penghasil udang dan terasi berkualitas terbaik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau