Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 dari 7 Spesies Penyu Langka Ada di Indonesia, Bagaimana Wujudnya?

Kompas.com - 24/05/2019, 15:38 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Diincar kepunahan

Sayangnya berdasar data International Union for Conservation of Nature (IUCN), keenam spesies itu masuk dalam kategori rentan, terancam punah, hingga sangat terancam punah.

Merujuk pemberitaan Kompas.com edisi (23/5/2018), pengamatan jangka panjang yang dilakukan Konservasi Spesies Laut WWF Indonesia menunjukkan, keberadaan populasi penyu di perairan Indonesia menurun tajam.

Kesimpulan itu didapat berdasarkan data jumlah pendaratan dan proses bertelur di beberapa titik pantai.

"Beberapa lokasi peneluran utama di Indonesia ada di pantai Peneluran Sangalaki, Kepulauan Derawan Kaltim, Pantai Peneluran Paloh Kalbar, Pantai Peneluran Pangumbahan Jabar, Pantai Jeen Womom Papua Barat, dan beberapa lokasi lain mengalami penurunan signifikan," ungkap Dwi Suprapti koordinator Konservasi Spesies Laut WWF Indonesia.

Selain faktor alam, manusia juga menjadi faktor yang memengaruhi merosotnya populasi penyu di dunia. Misalnya, kegemaran manusia mengonsumsi daging penyu, perdagangan penyu dan produk turunannya, adat-istiadat, serta kebiasaaan membuang sampah di laut atau yang sungai bermuara di laut.

Dwi melanjutkan, penyu memiliki peran penting dalam ekosistem kehidupan. Sehingga, keberadaan hewan bercangkang ini harus dijaga kelestariannya.

Baca juga: Worlds Turtle Day: Kisah Pilu Penderitaan Penyu Akibat Ulah Manusia

"Laporkan ke badan terkait jika menemukan kegiatan perburuan atau perdagangan ilegal penyu dan produk turunannya," Dwi menganjurkan.

Warga yang mengetahui adanya perburuan atau perdagangan ilegal penyu dapat melapor ke dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL).

Cara lain adalah lewat aplikasi Gakkum yang disediakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dan E-Pelaporan Satwa Dilindungi milik Bareskrim Polri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com