Cara lain penularan virus cacar monyet ke manusia adalah melalui gigitan tikus Afrika yang telah terinfeksi virus ini atau memakan daging yang mengandung virus akibat tidak dimasak dengan sempurna.
Masa inkubasi penyakit ini juga sangat panjang (antara 5-21 hari). Sehingga bila seseorang terinfeksi, tanpa sadar bisa menularkan virus ini ke orang di sekitarnya selama 21 hari tanpa diketahui.
Gejala yang pertama muncul adalah demam, lalu diikuti adanya kelainan kulit yang muncul terlebih dahulu di daerah wajah. Kemerahan di wajah ini lalu melebar, melenting berisi cairan, kemudian berubah jadi berisi cairan keruh dan terakhir mengelupas.
Pasien yang dirawat perlu isolasi karena kelainan kulit itu sangat menular. Perawat harus menggunakan alat pelindung diri.
Gejala lainnya keluhan pernapasan dan adanya pembesaran kelenjar getah bening. Lama sakit berlangsung antara 2 sampai 4 minggu.
Kematian akibat infeksi virus cacar monyet pada manusia adalah 1-10% pada keadaan wabah. Infeksi cacar monyet pada manusia bersifat ringan dan dapat sembuh sendiri.
Kondisi yang lebih berat banyak dijumpai pada pasien anak-anak. Komplikasi dapat berupa infeksi bakteri pada kulit, radang paru sampai terjadi kegagalan bernapas, kerusakan lapisan mata, kebutaan, sepsis (peradangan di seluruh tubuh karena infeksi) dan radang otak.
Dengan belum adanya kasus di Indonesia, maka paling penting adalah menjaga jangan sampai virus masuk melalui turis dari negara yang telah menyatakan ada cacar monyet.
Tugas ini dimulai dari pengawasan masuknnya orang oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan yang tersebar di seluruh Indonesia. Langkah ini telah dimulai di Batam yang berbatasan langsung dengan Singapura.
Cara paling mudah untuk mencurigai kasus adalah memantau kenaikan suhu menggunakan alat pengukur suhu otomatis. Apabila ada kecurigaan segera di karantina dan dievaluasi munculnya kelainan kulit atau gejala lainnya.
Karena tidak ada antivirus untuk cacar monyet, pengobatan diberikan sesuai gejala/simtomatik. Vaksinasi untuk penyakit ini belum tersedia. Bila sakitnya sangat berat ada pertimbangan untuk pemberian immunoglobulin atau antibodi pada penderita.
Erni Juwita Nelwan
Associate Professor Faculty of Medicine Universitas Indonesia, Universitas Indonesia
Artikel ini ditayangkan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia. Tulisan diambil dari artikel asli berjudul "Virus cacar monyet: pembawanya tikus Afrika, belum ada obatnya, bisa sembuh sendiri".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.