Meski demikian, kita hidup di zaman kepunahan massal dengan laporan penurunan serangga yang mengancam, depopulasi skala luas dari lautan kita dan hilangnya lebih dari 50% satwa liar dalam rentang hidup seorang manusia.
Tingkat hilangnya keanekaragaman hayati kita saat ini berarti kita hampir pasti akan kehilangan spesies lebih cepat daripada kemampuan kita menamai mereka. Ibaratnya, kita secara efektif membakar perpustakaan tanpa mengetahui nama atau isi buku yang hilang.
Jadi, sementara perkiraan kita tentang jumlah spesies di planet ini tetap sangat tidak tepat, satu hal yang kita tahu adalah bahwa kita mungkin telah menamai dan menjelaskan hanya sebagian kecil dari makhluk hidup.
Spesies baru muncul setiap saat, dengan kecepatan sekitar 18.000 spesies setiap tahun. Misalnya, para peneliti di Los Angeles menemukan 30 spesies baru dari lalat yang hidup di taman kota, sementara para peneliti lain (juga di AS) menemukan lebih dari 1.400 spesies bakteri baru tinggal di pusar para mahasiswa.
Bahkan jika kita mengambil perkiraan yang lebih konservatif, yakni 8,7 juta spesies kehidupan di Bumi, maka kita hanya menjelaskan dan memberi nama sekitar 25% bentuk kehidupan di planet ini. Jika angka 1 triliun itu benar, maka kita telah melakukan pekerjaan yang sangat buruk, dengan 99,99% spesies masih menunggu deskripsi.
Jelas bahwa planet kita benar-benar penuh dengan kehidupan, bahkan jika kita belum bisa menentukan angka yang tepat untuk jumlahnya. Pertanyaannya sekarang adalah berapa banyak keanekaragaman, yang menakjubkan ini, yang kita pilih untuk diselamatkan.
Tanya Latty
Senior Lecturer, School of Life and Environmental Sciences, University of Sydney
Timothy Lee
Associate Lecturer in Life and Environmental Sciences, University of Sydney
Artikel ini ditayangkan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia. Tulisan diambil dari artikel asli berjudul "Berapa banyak spesies yang ada di Bumi? Pertanyaan sederhana ini sulit dijawab".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.