KOMPAS.com - Para ilmuwan belum lama mengungkap identitas empat monster laut seukuran mobil kodok yang ditemukan di lereng berbatu Pegunungan Alpen Austria.
Monster laut mirip buaya ini diperkirakan memiliki panjang mencapai empat meter. Mereka dikenal sebagai phytosaurus.
Berdasarkan analisis tulang, ahli memperkirakan usia phytosaurus yang baru ditemukan sekitar delapan tahun dan masih dalam masa pertumbuhan.
Ketua peneliti Richard Butler yang merupakan seorang profesor paleobiologi di Universitas Birmingham, Inggris, mendeskripsikan spesies baru denagn nama Mystriosuchus steinbergeri itusebagai phytosaurus laut dari zaman Trias akhir, yang hidup 210 juta tahun lalu.
Baca juga: Seukuran Burung Murai, Dinosaurus Baru Ini Punya Sayap Mirip Kelelawar
Nama spesies itu diambil dari nama belakang Sepp Steinberger. Steinberger adalah seorang anggota komunitas gua yang menemukan fosil ketika mendaki gunung mati, sebuah daerah terpencil di Pegunungan Alpen, Austria, pada 1980.
Sejak temuan fosil diumumkan pada 1980, dua tahun kemudian tim dari Museum Alam Wina menggali sisa-sisa fosil. Mereka harus menggunakan helikopter untuk mengangkut fosil melewati gunung setinggi 2 kilometer.
Setelah berhasil diamankan, pihak museum hanya bisa membersihkan fosil dan memajangnya.
Baru pada 2013, sekelompok tim dari Inggris, Perancis, Austria, dan Swiss mulai melakukan pengamatan dan identifikasi terhadap sisa fosil kuno tersebut.
New paper THREAD! We describe a Mystriosuchus steinbergeri, a new species of marine phytosaur from 210 million-year-old rocks of the Late Triassic in Austria! Our paper includes this amazing life restoration by the brilliant @MarkWitton! (1/n)https://t.co/BJqdntbpKL pic.twitter.com/QTlGuNpDUh
— Richard Butler (@ButlerLabBham) May 8, 2019
Bagi Butler dan tim, temuan fosil M steinbergeri adalah sesuatu yang amat langka dan sulit dipelajari karena sulitnya akses ke lokasi dan spesies ini sulit ditemukan.
"Literatur tentang phytosaurus yang sangat sedikit membuat proses identifikasi memerlukan waktu bertahun-tahun," ujar Butler dilansir dari Live Science, Sabtu (11/5/2019).
Dalam laporan studi yang terbit di Zoological Journal of the Linnean Society, Rabu (8/5/2019), M. steinbergeri merupakan gabungan dari buaya modern, gavial atau gharial (buaya pemakan ikan), dan alligator (kerabat dekat buaya yang hidup di rawa).
Namun perlu diingat, phytosaurus sudah hidup jauh sebelum reptil-reptil itu dan mereka bukan kerabat dekat buaya modern, gavial, atau alligator.
"Ini adalah contoh 'konvergensi evolusioner,' di mana kelompok-kelompok yang saling berjauhan berevolusi agar mirip karena mereka hidup di lingkungan yang sama," jelas Butler.
Phytosaurus adalah reptil semiiaquatic yang bangkainya biasa ditemukan di dekat danau dan sungai air tawar. Meski phytosaurus hidup pada zaman dinosaurus awal, mereka bukanlah dinosaurus.
Namun, fosil-fosil khusus ini ditemukan dalam endapan dari lingkungan laut purba, puluhan mil dari garis pantai Triassic.
Butler berkata, tidak mungkin keempat phytosaurus mati di darat dan kemudian tersapu ke laut.
"Oleh karena itu, kami pikir ini memberikan bukti terbaik hingga saat ini untuk mendukung gagasan bahwa beberapa phytosaurus hidup di lingkungan laut," kata Butler.
Baca juga: Video: Serangga Raksasa Makan Bangkai Buaya, Seperti di Era Dinosaurus
Spesies M. steinbergeri, serta fosil dari beberapa spesimen phytosaurus lain yang ditemukan selama bertahun-tahun dalam endapan laut, menunjukkan bahwa beberapa hewan ini dapat hidup di, atau setidaknya melewati, lingkungan air asin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.