Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Jelaskan Kenapa Tubuh Anda Terasa Lemas Saat Berpuasa

Kompas.com - 10/05/2019, 15:06 WIB
Julio Subagio,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berpuasa seharusnya tidak menjadikan kita mudah merasa kelelahan apabila dijalankan dengan benar. Terlebih, di Indonesia kita hanya berpuasa selama sekitar 13 hingga 14 jam, relatif lebih singkat dibandingkan negara lain.

Namun, mengapa sebagian orang masih merasa mudah lelah dan letih selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini?

“Penyebab utama rasa lemas saat berpuasa adalah makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka tidak tepat, kurang cairan tubuh, dan kurang berolahraga,” papar dr. Sandi Perutama Gani, Medical Expert Combiphar dalam pertemuan dengan media di Jakarta, Kamis (9/5/2019).

Sandi menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mendorong timbulnya rasa lemas saat berpuasa adalah penurunan hemoglobin, yang berperan untuk mengikat dan mengedarkan oksigen melalui sel darah merah.

Baca juga: Durasi Puasa di Seluruh Dunia Bisa Sama kalau Jatuh di 2 Bulan Ini

Jumlah sel darah merah juga mengalami penurunan selama berpuasa. Namun, hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan kebiasaan olahraga yang rutin.

“Ketika berolahraga, jantung akan memompa darah lebih cepat. Darah yang dipompa jantung mengandung oksigen dan mengalir ke seluruh tubuh sehingga membuat tubuh terasa lebih segar. Oleh karenanya, meski sedang berpuasa, olahraga secara konsisten perlu dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kekuatan masing-masing individu,” jelasnya.

Selain berolahraga, siasat lain yang dapat dilakukan untuk menghilangkan rasa lelah dan letih saat berpuasa adalah menentukan makanan yang tepat.

Sandi menyarankan konsumsi makanan yang memiliki indeks glikemik rendah, baik saat sahur maupun berbuka, misalnya karbohidrat kompleks seperti beras merah dan roti gandum, serta buah kaya serat seperti kurma dan alpukat.

Baca juga: Cegah Dehidrasi, Patuhi Aturan Minum Saat Sahur dan Buka Puasa Ini

“Alpukat adalah buah dengan indeks glikemik terendah, asalkan dikonsumsi tanpa diolah. Kalau sudah dijus, apalagi ditambah gula dan kental manis coklat, wah bahaya itu”, ungkapnya.

Makanan dengan indeks glikemik rendah menyebabkan penyerapan gula oleh tubuh cenderung lambat namun stabil, sehingga dapat menstabilkan kadar gula darah.

Sebaliknya, makanan dengan indeks glikemik tinggi mengakibatkan lonjakan gula darah tinggi pasca konsumsi, dan membuat tubuh mudah kembali merasa lapar karena mengandung sedikit serat.

Sandi juga menghimbau agar menghindari konsumsi makanan berat dengan frekuensi tinggi, seperti makan nasi porsi besar saat berbuka dilanjutkan dengan setelah tarawih.

“Coba usahakan mengganti dengan cemilan yang kaya serat, misalnya oatmeal”, ujarnya.

Sementara itu untuk menanggulangi masalah dehidrasi selama puasa, disarankan untuk mengonsumsi banyak buah yang mengandung kadar air tinggi, seperti jeruk, melon, atau semangka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com