Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Durasi Puasa di Seluruh Dunia Bisa Sama kalau Jatuh di 2 Bulan Ini

Kompas.com - 09/05/2019, 03:52 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Astronom amatir Marufin Sudibyo menjelaskan bahwa durasi puasa berkaitan dengan kedudukan Matahari seiring gerak semu tahunannya. Hal inilah yang menyebabkan durasi puasa sedunia bisa berbeda-beda. Ada yang 20 jam 45 menit seperti di Rusia dan ada yang 13-14 jam seperti kita di Indonesia.

Namun, bukan berarti durasi puasa di dunia tidak akan pernah sama. Dalam pesan yang diterima Kompas.com, Rabu (8/5/2019); Marufin berkata bahwa durasi puasa yang sama panjang di seluruh dunia akan terjadi pada saat Matahari menempati titik ekuinoks di atas garis khatulistiwa.

“Jadi terjadi di sekitar 21 Maret dan 23 September. Jadi, hanya pada bulan Ramadhan yang bertepatan dengan bulan Maret dan September saja durasi puasa seluruh dunia akan sama panjangnya dalam batas-batas tertentu,” ujarnya.

Sementara itu, durasi puasa yang paling panjang terjadi di puncak musim panas, yakni saat Matahari menempati titik summer solstice (21 Juni) untuk belahan Bumi utara, atau saat Matahari berada di titik winter solstice (22 Desember) bagi belahan Bumi selatan.

Baca juga: Ada yang 20 Jam, Kenapa Durasi Puasa di Seluruh Dunia Beda-beda?

“Dengan kata lain bulan Ramadhan yang bertepatan dengan bulan Juni bagi belahan Bumi utara dan bulan Desember di belahan Bumi selatan akan memiliki durasi puasa terpanjang,” tulis Marufin.

Jika Anda masih ingat, pada 2017 lalu Kompas.com pernah melaporkan mengenai sebuah keluarga dari Bangladesh yang tinggal di Finlandia dan harus berpuasa selama 23 jam 5 menit karena matahari di negara tersebut hanya terbenam selama 55 menit.

Marufin berkata bahwa bulan Ramadhan 1438 H di tahun 2017 memang bertepatan dengan bulan Juni 2017. Pada saat itu, Matahari menempati titik summer solstice yang ada di atas garis lintang 23,5 LU, terjadi pada setiap 21 Juni.

“Pada tanggal itu pula puncak musim panas secara astronomis terjadi, sehingga durasi puasa terpanjang akan dialami Finlandia karena negara ini memiliki garis lintang utara yang paling besar yang masih memungkinkan adanya waktu fajar dan maghrib,” ujar Marufin.

Baca juga: Puasa Tak Halangi Kebiasaan Ngopi, Asal...

Marufin juga menambahkan bahwa secara teoritis, pada puncak musim panas di belahan Bumi utara, permukaan Bumi yang berada di sisi utara garis 66,5 LU akan kehilangan waktu maghrib dan fajar sekaligus. Karena terjadi fenomena siang berkepanjangan (midnight sun) yang khas kutub.

Sebaliknya, bila Ramadhan jatuh pada bulan Desember dan Matahari berada pada titik winter solstice, daerah dengan puasa terpanjang adalah permukaan Bumi yang berada di sisi selatan garis lingkar kutub selatan 66,5 LS.

Terjadi pada saat yang bersamaan, durasi puasa terpendek akan dialami oleh belahan bumi lain yang mengalami puncak musim dingin, yakni pada saat Matahari menempati titik winter solstice (22 Desember) untuk belahan Bumi utara, atau saat Matahari berada di titik summer solstice (21 Juni) bagi belahan Bumi selatan.

Pada saat puncak musim dingin, permukaan Bumi yang berada di sebelah utara garis lingkar kutub utara 66,5 LU dan permukaan Bumi yang berada di sisi selatan garis lingkar kutub selatan 66,5 LS akan kehilangan waktu siang karena mengalami malam berkepanjangan yang khas kutub.

Ketika ini terjadi, daerah dengan durasi puasa terpendek adalah yang tepat berbatasan dengan daerah yang mulai mengalami malam berkepanjangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau