Manurut Ari, masalah kesehatan yang dialami para anggota KPPS bukan hanya karena faktor fisik saja, tapi juga psikis.
Para petugas KPPS harus menghadapi protes dari warga yang kesulitan mendapat hak pilih, kemudian harus bekerja ekstra hati-hati karena pekerjaan mereka diawasi oleh para saksi.
Hal semacam ini menurut Ari akan sangat menguras energi para petugas dan menyebabkan stres yang bisa memperburuk kondisi kesehatan.
Dalam tulisannya yang menyoroti Pemilu 2009, Ari mengatakan bahwa kondisi lingkungan kerja yang tidak sehat seperti kebisingan, suhu ruangan panas, dan asap rokok di dalam ruangan dapat memperburuk kelelahan.
Baca juga: Ratusan Anggota KPPS Meninggal, Tak Tidur Bikin Tubuh Bak Orang Mabuk
Solusi masalah
Selain mitigasi bencana seperti yang ditawarkan MER-C, Ari saat diwawancara berharap para petugas pemilu diberi waktu cukup untuk istirahat di masa depan.
Mewakili ahli medis di Indonesia, Ari meminta KPU mau belajar dari pengalaman agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan.
Mengingat pemilu pada 2009 yang jarak pileg dan pilpres terpisah beberapa hari saja menimbulkan banyak korban, Ari beranggapan pemilu pilpres dan legislatif tidak ideal bila diadakan serentak dalam satu hari yang sama.
Menurut Ari, KPU mungkin juga bisa mencontoh beberapa negara yang sudah menerapkan pemilu dengan sistem elektronik.
"Namun kalau itu (sistem elektronik) tidak bisa, artinya kita harus memperbanyak petugas dan menerapkan kerja sistem shift," tegasnya.
"Bikin dua atau tiga shift lah, dua shift minimal. Sehingga setelah selesai shift petugas bisa beristirahat untuk besok bekerja lagi".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.