Pikirkan hal itu seperti ini: jika suatu organisme yang lapar hanya berdiri dan membiarkan organisme lain makan sebelum mereka, spesies mereka bisa punah.
Sementara terdapat banyak faktor fisik yang berkontribusi terhadap hanger, faktor psikososial juga memiliki peran. Budaya mempengaruhi apakah Anda mengekspresikan kemarahan verbal secara langsung atau tidak langsung, misalnya.
Dan setiap orang berbeda, tidak heran ada perbedaan dalam seberapa marah seseorang terlihat ketika sedang ia sedang lapar.
Cara termudah untuk menangani hanger adalah dengan memakan sesuatu sebelum Anda menjadi terlalu lapar. Meskipun Anda mungkin mendambakan makanan cepat saji, seperti cokelat dan keripik kentang ketika sangat lapar, makanan cepat saji umumnya mendorong kenaikan kadar glukosa darah dengan cepat namun kadar tersebut juga cepat turun.
Pada akhirnya, makanan-makanan seperti ini cenderung membuat Anda merasa lebih lapar. Jadi, konsumsi makanan alami yang kaya nutrisi yang membantu memuaskan rasa lapar selama mungkin, tanpa kelebihan energi.
Segera makan setelah Anda merasa lapar tidak selalu memungkinkan. Mungkin kasus ini terjadi ketika Anda mendapat jadwal kerja panjang di kantor, misalnya, atau ketika melakukan puasa keagamaan seperti di bulan Ramadan, atau selama diet penurunan berat badan yang melibatkan pembatasan energi yang ekstrem (seperti diet puasa yang dilakukan berkala).
Semua hal ini sebaiknya hanya dilakukan jika dokter Anda telah memberikan izin kepada Anda.
Dalam kasus-kasus ini, hal yang dapat membantu adalah dengan mengingat bahwa seiring waktu, respons kontra-regulasi glukosa Anda akan meningkat dan kadar glukosa darah Anda akan stabil.
Lalu, ketika Anda tidak makan, tubuh Anda mulai memecah cadangan lemaknya sendiri untuk energi, beberapa di antaranya diubah oleh tubuh Anda menjadi keton, suatu produk metabolisme lemak. Keton dianggap membantu mengendalikan rasa lapar Anda karena otak Anda dapat menggunakan keton sebagai pengganti glukosa untuk bahan bakar.
Terakhir, cara penanganan hanger yang sangat beradab adalah mengatasi situasi sulit ini setelah makan dan bukan sebelumnya!
Amanda Salis
NHMRC Senior Research Fellow in the Boden Institute of Obesity, Nutrition, Exercise & Eating Disorders, University of Sydney
Artikel ini dipublikasikan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia dari judul asli "Sains jelaskan kenapa beberapa orang menjadi pemarah ketika lapar". Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.