Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Alasan Lapar Bikin Marah dan Kiat Ahli untuk Mencegahnya

Kompas.com - 07/05/2019, 12:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Jennifer MacCormack


PERNAHKAH Anda marah-marah hanya karena merasa lapar

Banyak orang yang menjadi lekas marah, kesal, atau bertindak negatif ketika mereka lapar–sebuah pengalaman yang biasanya disebut dengan “hangry”.

Pemahaman bahwa lapar memiliki dampak pada perasaan dan perilaku kita telah tersebar luas–melalui iklan hingga meme dan pernak pernik. Tapi secara mengejutkan hanya sedikit penelitian yang mencoba menyelidiki bagaimana perasaan lapar berubah menjadi perasaan hangry.

Psikolog secara tradisional menganggap lapar dan emosi merupakan hal yang terpisah, dengan perasaan lapar dan keadaan fisik lainnya sebagai dorongan dasar dengan alasan fisiologis dan saraf yang berbeda dari emosi.

Tapi semakin banyak bukti ilmiah menunjukkan bahwa kondisi fisik Anda dapat membentuk emosi dan kognisi Anda dengan cara yang mengejutkan.

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa lapar itu sendiri dapat memengaruhi suasana hati. Ini mungkin terjadi karena lapar mengaktifkan sistem tubuh–seperti sistem saraf otonom dan hormon–yang juga mengatur emosi. Misalnya, ketika Anda lapar tubuh Anda akan melepaskan sejumlah hormon termasuk kortisol dan adrenalin yang kerap kali berkaitan dengan stres.

Hasilnya adalah rasa lapar, terutama pada intensitas yang lebih besar, dapat membuat Anda merasa lebih tegang, tidak enak dan siap untuk beraksi–karena hormon-hormon ini membuat Anda merasa begitu.

Tapi apakah perasaan hangry hanya perasaan yang diinduksi oleh rasa lapar atau apakah ada yang lebih dari itu?

Pertanyaan ini yang telah menginspirasi riset ini yang psikolog Kristen Lindquist dan saya lakukan di UNC-Chapel Hill. Kami ingin tahu apakah perasaan yang dijalarkan oleh rasa lapar dapat mengubah cara orang mengalami emosi dan dunia di sekitar mereka.

Situasi negatif membentuk kondisi untuk hanger

Sebuah pemikiran yang dikenal sebagai affect-as-information theory dalam ilmu psikologi menunjukkan bahwa suasana hati secara temporer dapat mempengaruhi cara Anda melihat dunia.

Dalam teori ini, ketika Anda merasa lapar, Anda mungkin akan melihat sesuatu dalam pandangan yang lebih negatif dibanding ketika Anda merasa tidak lapar. Tapi inilah putarannya.

Orang-orang menjadi lebih mungkin untuk dikendalikan oleh perasaan ketika mereka tidak memperhatikan perasaan tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang dapat menjadi hangry ketika mereka tidak secara aktif fokus pada apa yang mereka rasakan, tapi sibuk terpengaruh dengan sekitar mereka, misalnya pengemudi yang buruk atau klien yang tidak sopan.

Untuk mengetes apakah orang yang lapar lebih cenderung menjadi hangry dalam situasi yang negatif ketika mereka tidak fokus dengan perasaan mereka sendiri, kami merancang tiga penelitian yang berbeda.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau