"Ketika kami memaparkan ini semua, saya sungguh terkejut melihat skala kerusakan yang terjadi," katanya.
Terungkap pula bahwa kualitas tanah menurun tajam, yang membuat produktivitas tanah di permukaan Bumi turun 23 persen.
Nafsu manusia untuk mencari makanan energi juga memicu timbunan sampah. Polusi plastik naik sepuluh kali lipat sejak 1980.
Setiap tahun kita menimbun 300-400 juta ton logam berat, pelarut, cairan beracun dan limbah lain ke alam.
Baca juga: Terungkap, Penyebab Kepunahan Hewan Laut Terbesar di Bumi
Apa penyebab krisis?
Penulis laporan menyebut beberapa faktor, yang utama adalah penggunaan lahan.
Itu berarti, mengubah padang rumput menjadi areal tanaman pangan atau mengubah hutan kuno menjadi hutan tanaman industri atau membuka hutan untuk tanaman pangan.
Ini terjadi di banyak tempat, terutama di negara-negara tropis.
Mengurangi dampak kerusakan
Sejak 1980, lebih dari setengah dari perluasan pertanian diambilkan dari hutan perawan.
Hal yang sama terjadi di laut. Hanya 3 persen laut dunia yang tidak mengalami dampak buruk dari tindakan manusia pada 2014.
Faktor lain yang mengancam kelangsungkan spesies adalah perburuan dan eksploitasi binatang, perubahan iklim, polusi, dan spesies lain yang invasif.
Lalu, seperti apa masa depan kita?
Semuanya tergantung dengan tindakan kita sendiri.
Hal yang jelas akan terjadi, kata para penulis laporan, tren negatif yang terjadi di alam terus akan berlangsung hingga dan setelah tahun 2050.