Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Kehidupan Manusia, Satu Juta Spesies Terancam Punah dari Bumi

Kompas.com - 09/05/2019, 16:35 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak satu juta spesies hewan dan tanaman di darat, laut, dan udara terancam punah, akibat tindakan manusia, sebut laporan PBB setebal 1.800 halaman.

Alam mengalami kerusakan secara drastis di mana-mana akibat tindakan manusia dalam mencari makanan dan energi yang tak pernah surut.

Tren ini bisa dihentikan, kata laporan PBB tersebut, namun memerlukan perubahan fundamental dari sisi manusia ketika berinteraksi dengan alam.

Dalam laporan yang penyusunannya memerlukan waktu tiga tahun dengan materi referensi mencapai 15.000 itu, disebutkan memang alam terkena dampak dari ulah manusia, namun apa yang terjadi dalam 50 tahun terakhir digambarkan seperti "luka yang sangat dalam".

Baca juga: Bukan Meteor, Letusan Gunung Api Penyebab Kepunahan Massal Terbesar

Populasi manusia terus bertambah sejak 1970, ekonomi global tumbuh empat kali lipat sementara volume perdagangan internasional naik 10 kali lipat.

Untuk menyediakan makanan, pakaian dan energi, hutan-hutan dibabat dalam skala masif, terutama yang berada di daerah tropis.

Antara 1980 hingga 2000, 100 juta hektare hutan tropis hilang. Sebagian besar diubah menjadi areal peternakan di Amerika Selatan dan untuk lahan sawit di Asia Tenggara.

Lebih tragis lagi adalah jumlah lahan basah di dunia. Dibandingkan tahun 1700, jumlahnya hanya tersisa 13 persen pada 2000.

Kota berkembang dengan cepat, yang membuat luas wilayah urban meningkat dua kali lipat sejak 1992.

Semua kegiatan manusia ini membunuh spesies dalam skala yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Kajian global menunjukkan, rata-rata 25 persen binatang dan tananam sekarang terancam.

Tingkat kepunahan "naik tajam"

Situasi ini memunculkan kekhawatiran sekitar satu juta spesies akan punah dalam beberapa dekade mendatang.

Dibandingkan rata-rata dalam 10 juta tahun terakhir, kepunahan spesies dalam beberapa dekade ke depan meningkat puluhan hingga ratusan kali.

"Yang kami dokumentasikan adalah kerusakan keanekaragaman hayati dan kerusakan alam dalam skala yang tidak pernah kami lihat sebelumnya dalam sejarah manusia," kata Dr Kate Brauman, pakar dari Universitas Minnesota dan wakil ketua tim penyusun laporan.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau