Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Hutan Batang Toru, Mencari Sosok Orangutan Tapanuli

Kompas.com - 07/05/2019, 19:30 WIB
Julio Subagio,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Terdapat pula dapur umum serta dua bilik di tepi sungai yang dipergunakan sebagai ruangan mandi dan toilet.

Baca juga: Katak Raksasa sampai Orangutan Tapanuli, 5 Bukti Kekayaan Indonesia

Di kamp ini, peneliti melakukan monitoring orangutan tapanuli, pemantauan fauna via camera trap, pengamatan fenologi (pengamatan pengaruh ilkim dan lingkungan), serta pemetaan melalui pengindraan jauh.

“Pengamatan orangutan yang dilakukan disini termasuk perilakunya, khususnya induk dan anaknya”, ujar Sheila Kharismadewi Silitonga, Koordinator Riset Camp Mayang.

Monitoring orangutan dilakukan dengan mengikuti individu yang sebelumnya sudah pernah ditemui. Diantaranya, terdapat beberapa yang sangat sering dijumpai dan bahkan diberi nama khusus, seperti Betta, Bintang, dan Pixel.

Pada pagi hari, suasana camp diwarnai oleh lulungan dan teriakan berbagai primata, termasuk gibbon dan siamang. Bahkan suara panggilan orangutan pun sayup-sayup dapat terdengar.

“Orangutan pernah ada yang bersarang di sekitar camp, tapi itu pun tidak lama dan sekarang jarang keliatan di sekitar sini”, tambahnya.

Di hutan, saya menanti kesempatan untuk bertemu orangutan langka itu. Ketika ada ranting pohon yang bergoyang dan menimbulkan suara keras, saya menengadah dan mencari-cari wajah sang orangutan dengan binokuler.

Sayang, berhari-hari mencari, saya tidak menemukan satu pun orangutan Tapanuli. Begitu pula primata lainnya, seperti siamang dan gibbon, meski suaranya dapat saya dengar dari kejauhan.

Peneliti mengungkapkan, primata yang hidup di pepohonan dengan ketinggian hingga 15 meter itu bisa mudah dijumpai saat musim buah. Saat saya datang, musim buah sudah lewat sehingga orangutan pun sulit dijumpai.

Saya mengikuti tim peneliti melakukan monitoring. Sayangnya, dalam kegiatan itu, saya juga tak bertemu dengan orangutan Tapanuli. Saya harus puas mendengarkan suaranya saja setiap pagi.

Baca juga: Relawan Temukan Dua Bayi Orangutan Tapanuli, Apa Artinya?

 

Pesona Air Terjun Bulu Boltak

Harangan Tapanuli juga memiliki banyak spesies flora langka, misalnya Balanophora, tumbuhan parasit yang belum banyak dipelajari, serta berbagai buah-buahan hutan.

Tidak jauh dari lokasi Camp Mayang, terdapat Air Terjun Bulu Boltak. Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 20 meter, dan mengisi sebuah kolam air berkedalaman sekitar 12 meter di bawahnya.

Area sekitar air terjun dikelilingi oleh batuan berlumut yang licin dan dikerumuni hamparan tumbuhan pakis liar. Saya beberapa kali terpeleset, meski sudah sangat berhati-hati.

Air Terjun Bulu Boltak yang berada tidak jauh dari lokasi Camp Mayang. Air Terjun Bulu Boltak yang berada tidak jauh dari lokasi Camp Mayang.

Jhon Ferry Manurung, Staf Pengindraan Yayasan Ekosistem Lestari, mengatakan bahwa Air Terjun Bulu Boltak merupakan salah satu pemasok cadangan air untuk PLTA Sihaporas.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau