Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macam-macam Terapi Perawatan Kulit, Adakah yang Hasilnya Permanen?

Kompas.com - 04/05/2019, 17:08 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Pada masa kini, perawatan kulit tidak sekadar memakai produk perawatan yang tepat saja, tetapi juga menjalani terapi perawatan kulit dengan para ahli.

Di Bamed Skin Care, misalnya, ada yang namanya Terapi Kombinasi atau Combination Rejuvenation Treatment (CRT). Terapi ini menggabungkan beberapa prosedur rejuvenasi, seperti Chemical Peeling, Microdermabrasi Athena, Laser Qs:NdYAG, Laser CO2 Fractional, Oxygeneo dan Radio Frequency, untuk mengatasi berbagai aspek penyebab masalah kulit.

Dengan begitu banyaknya pilihan terapi yang dapat dijalani, mungkin muncul pertanyaan mengenai hasilnya. Adakah terapi perawatan yang hasilnya permanen atau benar-benar menimbulkan perbaikan, bukan sekadar bertahan 1-2 bulan saja dan wajah kembali seperti semula?

Dalam konferensi pers bertajuk “Penanganan Terkini dengan Terapi Kombinasi: Kulit Sehat untuk Pria dan Wanita di Segala Kesempatan” yang diadakan di Hongkong Cafe, Jakarta, Jumat (3/5/2019), dr Conny Melly Rosdiana, SpKK berkata bahwa perawatan kulit berfungsi untuk memaksimalkan kondisi kulit sehingga efeknya (kulit) tidak akan menjadi lebih buruk.

Baca juga: Jelang Puasa, Bagaimana Caranya agar Kulit Tidak Dehidrasi?

Namun, pemaksimalan ini memang ada yang bersifat permanen dan tidak permanen.

Dalam kasus menghilangkan bopeng, misalnya, Conny berkata bahwa terapi yang tidak permanen adalah filler.

“Jadi, misalnya pasien butuh cepat hasilnya, bopeng itu kan (kulitnya) turun, kalau kita masukkan Hyaluronic acid, dia (bopeng) naik. Ini tidak permanen, tetapi bisa digunakan untuk hasil yang cepat, misalnya mau menikah atau karena urusan pekerjaan,” ujarnya.

Sementara itu, terapi perawatan untuk masalah bopeng yang lebih permanen adalah laser refractional atau dermaroller.

“Prinsipnya adalah scar (bopeng) terbentuk dari penyembuhan luka yang tidak baik. Kita melakukan tindakan-tindakan untuk menciptakan luka yang terkontrol sehingga terjadi perbaikan yang baru,” ujarnya.

Teknik ini juga dapat digunakan untuk menangani stretch mark.

Baca juga: Lama Jadi Misteri, Ahli Temukan Rahasia Di Balik Kulit Kencang

“Kalau misalnya scar sudah naik sekitar 60 persen, ia tidak akan turun lagi. Makanya, prosedurnya memang lebih menyakitkan dan memiliki downtime (masa ketika wajah mengalami efek samping seperti kemerahan atau pengelupasan),” kata Conny.

Dokter Adhimukti T sampurna, SpKK, FINSDV, Chief Medical and Ancillary Service Officer Bamed Health Care yang juga hadir dalam acara yang sama, setuju dengan paparan Conny.

Dia menjelaskan bahwa terapi seperti laser refractional dan dermaroller yang digabungkan dengan growth factor atau PRP bisa memiliki hasil yang bersifat permanen karena pada dasarnya, terapi ini membuat luka terkontrol baru.

“Bopeng atau scar disebabkan oleh penyembuhan luka yang tidak sempurna. Nah, supaya dia lebih baik, maka kita rangsang lagi dengan membuat luka yang terkontrol dan tambahkan growth factor atauPRPuntuk perbaikan yang optimal. Jadi, luka itu  benar-benar kita kondisikan banget agar sembuhnya bisa sempurna,” katanya.

Hasilnya adalah perbaikan bopeng atau scar yang permanen atau dapat bertahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com