Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/05/2019, 11:28 WIB

KOMPAS.com - Bumi, bersama dengan tujuh planet lain membentuk sebuah sistem tata surya. Namun, di antara kedelapan planet tersebut, terdapat beberapa perbedaan mencolok yaitu cincin planet.

Ya, setengah dari jumlah planet dalam tata surya memiliki cincin. Planet-planet itu adalah Saturnus, Jupiter, Uranus, dan Neptunus.

Hal ini memunculkan pertanyaan, mengapa Bumi (dan beberapa planet lain) tak memiliki cincin?

Jika Bumi memiliki cincin, mungkin bentuk planet kita ini akan lebih indah. Tapi, bisa saja pendapat itu juga salah.

Baca juga: NASA Buat Simulasi Jika Ada Asteroid yang Menghantam Bumi

Bentuk Bumi yang tanpa cincin ini sebenarnya terjadi karena alasan tertentu. Tapi, sebelum itu, kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa saja unsur penyusun cincin-cincin planet.

Cincin planet terbuat dari material berbeda, bergantung dari planetnya.
Saturnus yang memiliki cincin paling terlihat misalnya. Cincin Saturnus terbuat dari es air, dengan bongkahan seukuran gunung hingga sebutir pasir.

Sedangkan cincin pada Jupiter, Uranus, dan Neptunus yang lebih redup dari cincin Saturnus terbuat dari debu dan batu.

Meski belum ada teori pasti yang menjelaskan cara terbentuknya cincin-cincin planet itu, tapi sebuah teori menyebut bahwa cincin keempat planet itu terjadi akibat tabrakan dua satelit (bulan) atau lebih akibat terlalu dekat dengan planet.

Tabrakan tersebut menghasilkan puing-puing yang kemudian terlempar ke berbagai arah. Namuan, sebagian puing-puing itu tertahan oleh gravitasi planet sehingga membentuk cincin.

Bumi Pernah Punya Cincin

Merangkum dari Seeker, sebenarnya, Bumi juga pernah punya cincin planet yang terbuat dari batu dan debu.

Cincin ini terbentuk pada miliaran tahun lalu ketika sebuah planet seukuran Mars menabrak Bumi dan memuntahkan cincin puing besar-besaran.

Puing-puing ini kemudian terkumpul menjadi satu pada bulan yang kita kenal sekarang. Sedangkan sebagian yang jaraknya cukup dekat dengan Bumi tertarik gravitasi.

Hal ini menyebabkan Bumi tak lagi memiliki cincin.

Selain itu, merangkum dari Universe Today, hilangnya cincin Bumi juga diakibatkan oleh jarak dengan Matahari. Ada titik di tata surya kita yang dikenal sebagai "frost line".

Titik tersebut terletak sekitat 5 AU (Astronomical Unit) dari Matahari, di sabuk asteroid. Sedangkan Bumi hanya 1 AU dari Matahari.

Itu membuat Bumi dapat mempertahankan air karena magnetosfer planet bertindak seperti perisai melawan angin matahari. Tapi ini membuat Bulan sekering tulang, kecuali kawah yang dibayangi secara permanen oleh kutub bulan.

Baca juga: Begini Nasib Bumi Bila Jentikan Jari Thanos Terjadi di Dunia Nyata

Inilah yang membuat jika ada sistem cincin es di Bumi maka angin matahari akan menghancurkannya.

Cincin Bumi di Masa Depan

Sebuah teori lain mengatakan bahwa di masa depan kemungkinan cincin Bumi akan kembali terbentuk. Nantinya, cincin Bumi terbentuk oleh fase raksasa Matahari merah yang tak terhindarkan.

"Ketika Bumi dan Bukan dekat wilayah yang panas terik ini, hambatan yang disebabkan oleh atmosfer Matahari yang luas akan menyebabkan orbit Bulan membusuk. Akibatnya, Bulan akan berayun semakin dekat ke Bumi," tulis David Powell dikutip dari Space.com.

Jarak Bumi dan Bulan yang semakin dekat berpotensi untuk menghancurkan satelit planet kita itu. Inilah yang nantinya diperkirakan membentuk cincin baru bagi Bumi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+