Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Alam Semesta: Kenapa Laut dan Langit Berwarna Biru?

Kompas.com - 28/04/2019, 16:14 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Warna langit dan air laut sama-sama biru. Karena kesamaan ini, warna langit dan laut sering dihubungkan.

Bahkan, banyak orang berpendapat bahwa warna biru laut adalah pantulan langit. Tapi, benarkah demikian?

Jika kita perhatikan, saat ke pantai, warna laut mengikuti warna langit. Misalnya saja ketika senja, laut juga akan terlihat kemerahan atau jingga.

Dengan kata lain, benar bahwa warna laut dan langit saling berhubungan. Tapi, warna dari keduanya terjadi secara indipenden (tidak terkait) juga.

Baca juga: Studi Ungkap Hewan Laut yang Ditakuti Hiu

Pernyataan di atas mungkin terdengar membingungkan, karena itu, Kompas.com mengutip penjelasan dari Michael Kruger, ahli fisika di University of Missouri.

"Langit berwarna biru bukan karena atmosfer menyerap warna-warna lain, tapi karena atmosfer cenderung menyebarkan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih pendek (biru) ke tingkat lebih besar jika dibandingkan dengan gelombang yang lebih panjang (merah)," ujar Kruger dikutip dari Scientific America.

"(Selain itu), cahaya biru dari matahari berserakan ke mana-mana dan jauh lebih banyak daripada warna-warna lainnya, jadi ketika melihat ke langit siang hari Anda akan menemui biru di mana pun," imbuhnya.

Kruger menyebut bahwa hamburan cahaya itu disebut dengan "hamburan Rayleigh". Efek ini terjadi ketika partikel yang melakukan hamburan lebih kecil dari panjang gelombang cahaya, seperti halnya nitrogen dan oksigen di atmosfer.

Sedangkan warna biru pada laut disebabkan air laut menyerap sinar matahari. Ketika cahaya matahari menghantam lautan, air menyerap warna gelomban panjang (merah) dan cahaya panjang gelombang pendek (violet dan ultraviolet).

Merangkum dari Live Science, warna cahaya yang tersisa setelah penyerapan itu adalah panjang gelombang biru.

Tingkat warna biru dari air tergantung dari seberapa banyak air yang tersedia untuk menyerap cahaya. Misalnya saja, air dalam gelas bening tidak memiliki molekul yang cukup untuk menyerap cahaya.

Lalu mengapa senja berwarna kemerahan?

"Ketika matahari terbenam, cahaya yang mencapai Anda harus melewati lebih banyak atmosfer dibanding ketika matahari berada di atas kepala," kata Kruger.

Baca juga: Bola Api Misterius Melintas di Langit Florida, Ini Penjelasannya

"Maka, satu-satunya warna cahaya yang tidak tersebar adalah dengan panjang gelombang panjang, yaitu merah," tegasnya.

Dengan kata lain, "filter" molekul yang lebih banyak sehingga senja yang sampai pada mata kita kemerahan.

Hal ini juga menjawab mengapa awan berwarna putih. Kruger mengatakan, partikel dalam bahan pembentuk awan bertanggung jawab untuk menyebarkan cahaya lebih besar dibanding panjang gelombang cahaya.

"Akibatnya, semua warna cahaya tersebar oleh lebih atau kurang dari jumlah yang sama," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau