KOMPAS.com – Ini bukan bercanda, ratusan jenis makhluk di danau-danau Afrika sedang terancam nyawanya karena kekurangan tahi kuda nil.
Sebuah studi yang dipimpin oleh Universitas Antwerp dan dipublikasikan dalam jurnal Science Advances mengungkapkan bahwa tahi kuda nil merupakan komponen penting dari kelangsungan ekosistem di hilir Sungai Mara.
Pasalnya, tahi kuda nil meningkatkan kadar oksigen dalam air di Danau Victoria dan menyokong kehidupan ratusan ikan dan makhluk hidup di dalamnya.
Dr Jonas Schoelynck, penulis utama studi, menjelaskan kepada Independent, nutrisi dalam kotoran pemakan rumput sebagian besar berakhir di padang rumput lagi dan diserap oleh tanaman. Namun tidak dengan kuda nil, mereka bersifat seperti pompa nutrisi dari tanah ke sungai dan danau.
Baca juga: Buasnya Kuda Nil, Gigitannya Sudah Banyak Membunuh Manusia
Cara kerjanya seperti ini: dalam sehari, seekor kuda nil bisa memakan 40 kilogram rumput. Rumput-rumput di daerah ini diperkaya dengan silikon yang membantu mereka tetap kuat dan terlindungi dari hama.
Nah, silikon ini dibutuhkan oleh banyak makhluk hidup di air, termasuk diatom, sejenis alga berukuran mikroskopis yang menjadi sumber makanan bagi serangga dan ikan-ikan keci. Diatom juga berfungsi memproduksi oksigen di dalam air.
Masalahnya, belakangan jumlah kuda nil ini berkurang tajam. African Wildlife Foundation menyebut bahwa di beberapa negara jumlah kuda nil turun sampai 95 persen karena diburu, kehilangan habitatnya dan terlibat konflik dengan manusia.
Hal ini bisa membuat jumlah silikon di sungai menurun diikuti dengan berkurangnya diatom. Jika malapetaka ini terjadi, kelangsungan ekosistem air di Danau Victoria bisa terancam.
Baca juga: Lebih dari 100 Kuda Nil Ditemukan Mati Mengambang, Apa Penyebabnya?
Sebelumnya, para peneliti menduga bahwa silikon masuk ke dalam sungai melalui tanah. Namun, temuan Dr Schoelynck dan kolega menunjukkan bahwa kotoran kuda nillah yang memindahkan lebih dari tiga per empat silikon di Sungai Mara ke Danau Victoria.
“Temuan kami benar-benar baru,” ujar Dr Patrick Frings dari pusat penelitian Jerman GFZ.
Dengana adanya temuan ini, para peneliti berharap dunia dapat memberikan perhatian lebih terhadap para kuda nil.
“Dalam jangka panjang, kemungkinan besar akan muncul masalah. Jika diatom tidak mendapatkan cukup silikon, mereka akan digantikan oleh alga penganggu yang memiliki banyak konsekuensi buruk, seperti kurangnya oksigen dan kematian ikan,” kata Dr Schoelynck.
“Dan perikanan merupakan sumber makanan penting bagi orang-orang di sekitar Danau Victoria,” imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.