Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Terbukti Salah, Mengapa Banyak Orang Percaya Imunisasi Sebabkan Autisme?

Kompas.com - 29/04/2019, 11:40 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Sumber

Mitos senyawa Thimerosal dalam vaksin

Kandungan etilmerkuri yang terdapat dalam thimerosal diduga menyebabkan autisme. Namun, argumen ini selanjutnya dipatahkan oleh perbedaan gejala yang dialami oleh anak penderita autisme dan anak yang keracunan merkuri.

Penelitian lainnya juga menyebutkan bahwa kandungan merkuri dalam vaksin masih di bawah ambang batas dan tidak akan menyebabkan keracunan.

Mitos imunisasi yang dilakukan bersamaan

Setelah teori bahaya vaksin MMR dan thimerosal berhasil dipatahkan, grup anti-vaksin mengusulkan teori baru bahwa pemberian vaksin yang bersamaan dapat melemahkan sistem pertahanan tubuh, sehingga timbul interaksi sistem saraf yang menyebabkan autisme pada anak yang memiliki risiko.

Seiring berjalannya waktu, teori ini pun dipatahkan oleh beberapa alasan, yaitu:

1. Sistem pertahanan anak, bahkan anak yang baru berusia hitungan hari, tetap bisa memberikan respon positif terhadap beberapa vaksin yang diberikan sekaligus.

2. Autisme bukan penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem pertahanan tubuh. Tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa gangguan sistem pertahanan atau peradangan sistem saraf bisa menyebabkan autisme.

Baca juga: MUI: Dalam Situasi Darurat, Imunisasi adalah Kewajiban

Upaya penipuan

Pada tahun 2004, rekan-rekan dr. Andrew menyatakan untuk menarik kembali tulisan tersebut, namun dia tetap bersikukuh untuh mempertahankan penelitiannya. Namun, dr. Andrew tidak berani saat diminta untuk mengulangi kembali penelitiannya agar didapat hasil yang valid.

Adalah seorang jurnalis inggris, Brian Deer, yang membuka fakta-fakta pemalsuan dan kesalahan dalam penelitian itu. Setelah penyelidikan selama 7 tahun, Brian menyimpulkan bahwa dr. Andrew dan rekannya mengubah pernyataan dan rekam medis pasien agar sesuai dengan hasil penelitiannya.

Terungkap pula bahwa institusi yang menaungi dr. Andrew, Royal Free Hospital and Medical School, mendukung tindakan dokter tersebut agar mendapatkan keuntungan finansial dari hasil tuntutan kepada produsen vaksin yang berdasar atas keluhan autisme pada anak yang menerima imunisasi MMR.

Saat ini, izin praktik dr. Andrew sudah dicabut, begitu pula kredensial akademik dan klinisnya.

The Lancet, majalah dimana penelitian ini diterbitkan, mencabut publikasi penelitian ini pada tahun 2010. Tahun berikutnya, British Medical Journal menyatakan bahwa penelitian ini merupakan penipuan yang disengaja dengan dampak yang besar terhadap kesehatan masyarakat global.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau