Hal ini menurut Retno adalah keunikan dari situs Lambanapu sendiri.
"Ini uniknya. Ada satu bagian yang menurut kami itu seperti masterpiece dan menimbulkan tanda tanya karena ada sepasang katakanlah (kerangka) laki-laki dan perempuan," tutur Retno.
"Perempuan ada di bagian atas, dan laki-laki di bagian bawah. Dan itu kami yakini berasal dari satu masa," tambahnya.
Retno menyebut bahwa besar kemungkinan bahwa perempuan dan laki-laki itu meninggal bebarengan.
"Kami belum bisa memprediksi apakah perempuannya meninggal dulu atau yang laki-laki atau bagaimana... Tapi sepertinya itu dikubur bersamaan atau bebarengan waktunya kalau dilihat dari lapisan tanahnya," Retno menjelaskan.
Tak hanya itu, di bawah lapisan (tanah pemakaman pertama), ada kubur lain dari masa yang berbeda.
"Perbedaan lapisan tanah itu kalau di arkeologi kan satu lapisan bisa beratus tahun. Jadi, sangat mungkin dalam satu kotak itu kita menemukan beberapa kubur, beberapa rangka," kata Retno.
"Tapi, kendalanya karena kita belum bisa mengangkat rangkanya, jadi rangka di bawahnya juga kita belum bisa nampakan seluruhnya. Paling hanya beberapa bagian tertentu saja," sambungnya.
Lapisan-lapisan ini menjadi keunikan dari bentuk pemakaman di situs Lambanapu. Bahkan, peralatan pemakamannya pun memiliki lapisan tersendiri.
"Ada semacam lapisan-lapisan (tanah). Bahkan tempayan kubur pun kami menemukan itu sampai tiga tumpuk," kata Retno.
Itu sementara kami namakan tempayan kubur karena sangat mungkin jika tempayan itu dibuka sebagai kubur sekunder. Mungkin ya, tapi kami belum membukanya," tegasnya.
Retno menyebut pihaknya memang berencana membuka tempayan kubur yang ditemukan. Tapi hal ini juga masih mempunyai beberapa pertimbangan khusus.
Baca juga: Di Antara Dua Piramida, Arkeolog Temukan 800 Makam Mesir Kuno
"Pasti kita berencana membukanya, tapi ada kemungkinan tempayan ini sebagai wadah kubur atau kubur sekunder. Ada beberapa yang sudah terbukti dengan peti di Melolo itu, kami menemukan tempayan yang setengah terbuka dan di dalamnya ada rangka," Retno mengisahkan.
"Itu artinya adalah tempayan tersebut dipakai sebagai kubur. Di mangkok itu juga begitu, di dalamnya ada kubur anak-anak," tambahnya.
Dengan kata lain, mangkok perunggu yang baru ditemukan tahun ini juga sebagai wadah kubur.
"Tapi yang baru kami temukan di sini tempayan-tempayannya masih utuh. Kami belum berani untuk membuka karena rasanya ini memerlukan persiapan yang lebih matang dahulu," kata Retno penuh pertimbangan.
"Karena kalau kita membuka berarti kita merusak. Jadi, kita mau testing dulu, membuat cetakannya dulu baru kami berani untuk mengangkat. Jadi harus sangat hati-hati prosesnya," dia menambahkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.