Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arkeolog Kembali Gali Situs 2.000 Tahun di NTT, Apa Temuan Terbarunya?

Kompas.com - 28/04/2019, 20:56 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa tahun terakhir, para arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional sedang menggali sebuah situs di wilayah Sumba Timur, Nusa Tenggara timur. Situs tersebut dinamai situs Lambanapu berdasarkan wilayahnya.

Situs Lambanapu sendiri diperkirakan berusia 2.000 hingga 3.000 tahun.

Salah satu arkeolog yang terlibat dalam penggalian ini adalah Retno Handini. Tahun ini, Retno kembali melakukan penggalian pada situs yang sama.

Kira-kira, apa temuan terbarunya?

Baca juga: Arkeolog Temukan Makam Kuno 4.300 Tahun, Penuh dengan Lukisan Warna-warni

"Situs Lambanapu itu pertama saya gali itu tahun 2016, sekarang tahun 2019 adalah tahun keempat. Tahun ini kami membuka enam kotak dan hasil temuan kami yang terbaru ada 18 individu," ungkap Retno melalui sambungan telepon, Jumat (26/04/2019).

"Dari 18 individu itu, 16 di antaranya adalah orang dewasa dan dua anak-anak," sambungnya.

Selain itu, Retno menyebut bahwa timnya juga menemukan beberapa tempayan kubur.

Tempayan kubur adalah istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan kubur batu atau wadah jenazah yang terbuat dari tanah liat.

Penemuan Terbaru

Setelah 4 tahun penggalian, Retno menyebut ada dua hal yang baru ditemukan oleh timnya. Salah satunya berupa mangkok dari perunggu yang menjadi wadah kubur.

"Yang selama ini tidak pernah ditemukan, tapi baru saja didapati adalah adanya wadah mangkok dari perunggu yang dipakai sebagai wadah kubur," ujar arkeolog dari Pustlit Arkenas itu.

"Ini belum pernah kita temukan di tempat lain sebelumnya, dan di sini juga pertama," tambahnya.

Selain mangkok perunggu tersebut, Retno menyebut juga menemukan rangka yang kemungkinan besar adalah anjing. Tapi, keunikan dari rangka ini adalah diperkirakan anjing tersebut berukuran cukup besar.

"Kami juga menemukan rangka, kemungkinan besar ini adalah anjing dalam ukuran besar yang masih terstruktur. Sepertinya, anjing ini dikorbankan untuk suatu ritual pemakaman yang kemungkinan ditujukan untuk kalangan pembesar (mengingat ukuran anjing tersebut sangat besar)," tutur Retno.

Baca juga: Arkeolog Temukan Fosil Rusa Prasejarah di Argentina

Bukan Hanya Situs Pemakaman

Halaman:

https://widget.kompas.com/slidestory/sudah-upgrade-ke-e-paspor-ini-langkah-langkah-ganti-paspor-konvensional-menjadi-paspor-elektronik

Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau