Selain itu, pemilihan dengan kotak suara ini menghilangkan banyak peluang korupsi dan paksaan atau kekerasan yang terjadi di pemungutan suara publik. Pada masa itu, simpatisan sering memaksa pemilih untuk memberikan suaranya.
Hingga kini, metode pemilu dengan kotak suara masih dilakukan di beberapa negara. Bahan yang digunakan beberapa negara juga berbeda-beda bergantung periodenya.
Misalnya saja di Amerika, untuk pemilihan umum peretama untuk pemerintahan federal menggunakan kardus. Tapi pada 1870, beberapa negara bagian menggunakan bahan kayu untuk kotak suara.
Bahan lain yang pernah digunakan untuk kotak suara misalnya kaca, bahan tembus cahaya, metal, dan plastik. Salah satu kotak suara terunik yang pernah ada adalah tempat sampah yang digunakan untuk pemilihan pemerintah federal Jerman tahun 2017 di kota Bochum.
Indonesia juga punya daftar berbagai bahan untuk kotak suara.
Pada pemilu 1955, kotak suara menggunakan bahan kayu jati. Sedangkan pada pemilu 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, dan 1999 bahan yang digunakan untuk kotak suara adalah kayu.
Pada pemilu 2004 dan 2009, kotak suara dibuat dari alumunium. Pada pemilu 2014, kotak suara berbahan alumunium dan kardus.
Tahun 2019, pemilu mengunakan kotak suara dari kardus. Alasannya adalah biaya produksi yang murah, kepraktisan distribusi, hingga proses penyimpanan yang mudah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.