Asteroid pada peristiwa Chelyabinsk dan Laut Bering (masing-masing berdiameter sekitar 20 dan 10 meter) berukuran sangat kecil. Mereka hanya dapat terlihat ketika berada sangat dekat dengan planet kita. Sebagian besar dari mereka tidak terdeteksi.
Akibatnya, tabrakan seperti ini sering sekali muncul secara tiba-tiba.
Peristiwa Chelyabinsk adalah contoh yang bagus. Asteroid bergerak di orbitnya mengelilingi Matahari, kemudian mendekati Bumi di langit siang hari. Kedatangannya benar-benar tersembunyi dalam cahaya matahari.
Untuk objek yang lebih besar, yang tabrakannya jarang tetapi dapat menghasilkan kerusakan yang jauh lebih besar, kita berharap dapat menerima peringatan sebelumnya.
Mengapa tidak kita pindahkan saja asteroid-asteroid tersebut?
Sementara kita perlu terus mencari benda yang mengancam, ada cara lain yang dapat kita lakukan untuk bisa melindungi diri kita sendiri.
Misi seperti Hayabusa, Hayabusa 2 dan OSIRIS-REx menunjukkan kemampuan untuk melakukan perjalanan ke asteroid dekat Bumi, mendarat di permukaan mereka, dan bergerak memindahkan mereka.
Dari sana, tinggal selangkah untuk dapat membelokkan mereka–sehingga mereka tidak jadi menabrak Bumi.
Menariknya, ide-ide untuk menjauhkan orbit asteroid ini cocok dengan kemungkinan melakukan penambangan di asteroid.
Teknologi yang diperlukan untuk mengekstraksi material dari asteroid dan mengirimkannya kembali ke Bumi juga dapat digunakan untuk mengubah orbit asteroid itu dan menjauhkannya dari planet kita.
Kita belum sampai di sana, tetapi untuk pertama kalinya dalam sejarah kita, kita memiliki potensi untuk benar-benar mengendalikan nasib kita sendiri.
Jonti Horner
Professor (Astrophysics), University of Southern Queensland
Artikel ini dipublikasikan atas kerja sama Kompas.com dan The Conversation Indonesia dari judul asli "Mengapa asteroid berbahaya yang berpotensi menabrak Bumi begitu sulit dideteksi". Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com.