Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Alasan Asteroid yang Membahayakan Bumi Begitu Sulit Dideteksi

Kompas.com - 16/04/2019, 07:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada 1908, di Tunguska, Siberia, sebuah ledakan besar meratakan lebih dari 2.000 kilometer persegi hutan. Karena lokasinya yang terpencil, tidak tercatat adanya kematian. Seandainya dampak itu terjadi hanya dua jam kemudian, kota Saint Petersburg, Rusia bisa saja hancur.

Pada 2013, sebuah asteroid sebesar 10.000 ton meledak di atas kota Chelyabinsk di Rusia. Lebih dari 1.500 orang terluka dan sekitar 7.000 bangunan rusak, tetapi, luar biasanya, tidak ada yang tewas.

Jejak meteor diambil sekitar 200 km dari Chelyabinsk satu menit setelah ledakan terjadi pada tahun 2013. Flickr/Alex Alishevskikh, CC BY-SA

Kami masih mencoba mencari tahu seberapa sering peristiwa seperti ini terjadi. Informasi kami tentang frekuensi kedatangan asteroid yang lebih besar sangat terbatas, sehingga perkiraannya dapat bervariasi.

Biasanya, orang berpendapat bahwa dampak sebesar Tunguska terjadi setiap beberapa ratus tahun, tetapi itu hanya berdasarkan sampel dari satu peristiwa. Sejujurnya, kita tidak benar-benar tahu.

Apa yang bisa kita lakukan?

Selama beberapa dekade terakhir, upaya bersama telah dilakukan untuk mencari benda yang berpotensi berbahaya yang bisa menabrak Bumi. Hasilnya adalah identifikasi ribuan asteroid dekat Bumi dengan ketinggian beberapa meter.

Setelah ditemukan, orbit dari objek-objek tersebut dapat ditentukan, dan jalurnya diprediksi ke masa depan, untuk melihat apakah dampak tabrakan itu mungkin atau tidak. Semakin lama waktu yang kita punya dalam mengamati objek yang diberikan, semakin baik prediksi yang dihasilkan.

Tapi seperti yang kita lihat dengan Chelyabinsk pada 2013, dan lagi pada bulan Desember, kita belum berhasil melakukan itu. Sementara katalog benda-benda yang berpotensi berbahaya terus bertambah, banyak yang belum terdeteksi.

Jika kita memproyeksikan terjadinya tabrakan dalam beberapa hari mendatang, kita dapat mengetahui di mana dan kapan tabrakan akan terjadi. Itu terjadi untuk pertama kalinya pada 2008 ketika para astronom menemukan asteroid kecil TC3 2008, 19 jam sebelum asteroid tersebut menghantam atmosfer Bumi di atas Sudan utara.

Untuk tabrakan yang dapat yang diprediksi dengan waktu tunggu yang lebih lama, kita dapat mengetahui apakah objek tersebut benar-benar berbahaya, atau hanya akan menghasilkan bola api yang spektakuler tetapi tidak berbahaya (seperti TC3).

Untuk benda apa pun yang benar-benar menimbulkan ancaman, kita akan berlomba-lomba membuat akan mereka tidak menabrak bumi.

Mencari di langit

Sebelum kita dapat mengukur risiko yang ditimbulkan suatu objek, pertama-tama kita perlu mengetahui bahwa objek itu ada di sana. Tetapi menemukan asteroid itu sulit.

Survei dilakukan di langit dengan mencari titik-titik seperti bintang samar. Asteroid yang lebih besar akan memantulkan lebih banyak sinar matahari, dan karenanya tampak lebih terang di langit–pada jarak tertentu dari Bumi.

Akibatnya, semakin kecil objeknya, semakin sulit mendeteksinya.

Halaman:



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com