Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Alasan Asteroid yang Membahayakan Bumi Begitu Sulit Dideteksi

Kompas.com - 16/04/2019, 07:07 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Jonti Horner

BUMI sering menjadi sasaran target asteroid dan komet. Namun sebelum mereka bisa mencapai Bumi, sebagian besar dari mereka terbakar di ketinggian puluhan kilometer. Namun terkadang, beberapa dari mereka yang ukurannya lebih besar bisa lewat.

Itulah yang terjadi di lepas pantai timur Rusia pada 18 Desember tahun lalu. Sebuah ledakan raksasa terjadi di atas Laut Bering ketika sebuah asteroid dengan garis lingkar sekitar sepuluh meter meledak dengan energi ledakan sebesar sepuluh kali lebih besar dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima.

Mengapa kita tidak melihat asteroid ini datang? Dan mengapa kita hanya mendengar tentang tabrakannya yang begitu meledak sekarang?

Tidak ada yang dapat memprediksinya

Seandainya ledakan yang terjadi pada bulan Desember lalu terjadi di dekat kota–seperti yang terjadi di Chelyabinsk, Rusia pada Februari 2013–kita akan mendengar tentang hal itu pada saat ledakan terjadi.

Banyak orang mengamati dan mengabadikan ledakan meteor Chelyabinsk.

Tetapi karena hal itu terjadi di wilayah yang terpencil, maka tabrakan itu tidak diketahui oleh banyak orang selama lebih dari tiga bulan, sampai rinciannya diumumkan pada Konferensi tentang Ilmu Bulan dan Planet yang ke-50 minggu ini. Laporan ini berdasarkan pada pengumpulan data bola api yang dilakukan oleh NASA.

 

Bola api dengan kekuatan 173kt meledak di lepas pantai timur Rusia pada Desember lalu adalah yang terbesar yang tercatat sejak ledakan pada tahun 2013 yang terjadi di atas kota Chelyabinsk. NASA/JPL-Caltech/Center for Near Earth Object Studies

Darimanakah datangnya asteroid ini?

Risiko sampah ruang angkasa

Tata surya dipenuhi dengan material sisa dari pembentukan planet-planet. Sebagian besar dari itu terkunci di sabuk Asteroid, sabuk Edgeworth-Kuiper dan awan Oort, yang semuanya jauh dari Bumi.

Objek luar angkasa kerap lolos dari sabuk-sabuk tersebut, menyebabkan puing-puing baru masuk ke dalam orbit yang melintasi planet-planet. Tata surya bagian dalam dipenuhi dengan puing-puing, mulai dari bintik-bintik kecil debu hingga komet dan asteroid berdiameter beberapa kilometer.

Sebagian besar puing-puing yang bertabrakan dengan Bumi sama sekali tidak berbahaya, tetapi planet kita masih memiliki bekas luka tabrakandengan benda-benda angkasa yang berukuran jauh lebih besar.

Yang paling langka, terbesar dan terdahsyat terjadi 65 juta tahun yang lalu dan membunuh dinosaurus. Tetapi tabrakan berkekuatan lebih kecil yang lebih sering juga berisiko.

Halaman:



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau