Di sisi lain, anak juga menciptakan jarak dari orang tua sebagai pembentukan identitas diri.
Persepsi yang berbeda mengenai penggunaan media sosial dan internet adalah salah satu penyebab mengapa anak tidak ingin berbagi dengan orang tua.
Baca juga: Bukti Baru, Efek Buruk Rokok Lebih Mengerikan Bagi Perokok Remaja
Sebagian besar anak merasa malu jika harus “berteman” dengan akun media sosial orang tuanya sendiri. Mereka merasa terkekang dan selalu diawasi baik di rumah maupun di dunia maya, sehingga anak memfilter informasi yang mereka bagikan pada orang tuanya.
Upaya penyelesaian
Sayangnya, isu remaja belum dianggap penting, terutama dibandingkan dengan isu ibu dan anak atau lansia.
“Saat ini, kita mendorong agar program parenting dapat masuk dalam pembagian dana desa”, jelas Rita.
Program pendidikan pola asuh anak dibutuhkan untuk membentuk paradigma pengasuhan yang sesuai dengan tantangan jaman, terutama di era digital.
Rita juga menjelaskan bahwa remaja dibebankan untuk dapat mandiri, namun tidak memiliki bekal pengetahuan untuk menghadapi berbagai isu, seperti kesehatan seksual, literasi digital, serta empati dan konsekuensi sosial.
Orang tua dapat hadir untuk memberikan perspektif dan pengalaman pribadinya sebagai masukan bagi anak.
Orang tua perlu menyadari bahwa masa remaja merupakan fase yang rentan dalam pembentukan karakter anak. Untuk itu, diperlukan perhatian khusus dan pendampingan agar anak merasakan kehadiran kedua orang tuanya dalam kehidupan pribadinya.
Baca juga: Belajar dari Terjebaknya Remaja Thailand, Kondisi Goa di Indonesia Sama
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.