Oleh Francesco Biondi
PADA 10 Maret 2019, pesawat Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan 302 lepas landas dari Bandara Internasional Addis Ababa di Ethiopia. Setelah hanya enam menit penerbangan, pesawat itu jatuh, menewaskan semua 157 penumpang dan awak pesawat.
Pada 29 Oktober 2018, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan 610 meninggalkan Bandara Internasional Jakarta. Pesawat itu jatuh 12 menit setelah lepas landas, menewaskan 189 penumpang dan awak pesawat.
Apa kesamaan kedua insiden ini? Keduanya melibatkan pesawat Boeing 737 Max 8.
Masih terlalu dini untuk menentukan apa yang sebenarnya terjadi dalam kedua penerbangan ini atau apa yang menyebabkan pilot kehilangan kendali atas pesawat hanya beberapa menit setelah lepas landas. Proses penyelidikan masih berlangsung.
Apa yang kita tahu adalah bahwa kedua pesawat dilengkapi dengan sistem manuver pesawat terbaru yang disebut anti-stall Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS).
Pesawat Boeing 737 Max 8 yang baru dan pertama kali diuji coba pada awal tahun 2016 hadir dengan tawaran bahwa pesawat ini memiliki teknologi efisiensi bahan bakar yang lebih baik disertai peningkatan lainnya yang signifikan dibandingkan dengan pesawat tipe 737 sebelumnya.
Mesin pesawat dipindahkan posisinya ke ketinggian yang lebih rendah dan polong di sekitar mesin (nacelles) didesain ulang.
Namun para ahli pembuat Boeing menyadari bahwa perubahan desain ini menyebabkan pesawat mendorong ke atas.
“Untuk menghadapi masalah ini” dan memastikan pesawat tidak akan berhenti “jika sudut serangan jet melayang terlalu tinggi ketika terbang secara manual”, Boeing memperkenalkan sistem baru, MCAS.
Interaksi antara manusia dan mesin
Bidang studi yang mempelajari tentang bagaimana manusia menggunakan mesin dan bagaimana mesin dan sistem harus dirancang agar dapat digunakan dan aman bagi manusia dikenal sebagai human factors.
Salah satu prinsip yang melandasinya adalah bahwa manusialah (dan bukan mesin) yang harus diutamakan dalam setiap proses desain. Ini disebut desain yang berpusat pada manusia. Jika Anda mengabaikan manusia dalam interaksi manusia-mesin, masalah akan segera muncul.
Sebagai asisten profesor yang mempelajari pengetahuan tentang hubungan mesin dan manusia di University of Windsor, Kanada, pekerjaan saya meneliti bagaimana pengguna berinteraksi dengan mesin dalam pengaturan sehari-hari.
Keahlian saya mencakup penilaian dan desain yang memperhitungkan faktor manusia dari interaksi manusia-mesin dalam transportasi dan manufaktur.