Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/03/2019, 20:04 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Pekan lalu beberapa orang di belahan bumi utara beruntung karena bisa menyaksikan fenomena supermoon terakhir tahun ini. Namun, ada yang lebih beruntung karena dapat menyaksikan fenomena super langka, moonbow.

Moonbow adalah pelangi di malam hari yang disebabkan oleh bias cahaya Bulan.

Sebuah foto yang diambil Pengamat Cuaca BBC Andrew Hewison di kota Alston, Cumbria menampilkan sisi elok dari peristiwa itu.

Gambar cantik di bawah ini diperolehnya pada pukul 22.00 UTC, saat dia sedang membawa anjingnya jalan-jalan.

Baca juga: Gabungkan Seni dan Sains, Kartografer Hongaria Bikin Peta Pelangi

"Awalnya saya mencoba memotret dengan kamera handphone, tapi karena gambar tidak terlalu bagus saya pulang ke rumah mengambil kamera digital dan memotretnya dengan pengaturan malam," ujar Hewison kepada BBC News.

"Saya memotretnya terburu-buru karena hanya empat sampai lima menit di sana," ujar Hewison.

Melansir IFL Science, Senin (25/3/2019), ada beberapa alasan yang membuat pelangi di malam hari lebih jarang terlihat dibanding siang hari.

Pertama dan terpenting, harus ada tetesan air di sekitar Bulan. Langit juga harus gelap, sehingga tidak bisa dilihat setelah matahari terbenam atau sebelum fajar.

Kemudian, Bulan harus cukup rendah di langit, setidaknya kurang dari 42 derajat dari cakrawali dan ada di fase paling terang.

Cahaya yang dipantulkan Bulan di permukaan hanyalah sebagian kecil dari apa yang kita dapatkan dari Matahari.

Pelangi malam hari tidak hanya langka, tapi juga lebih redup dibanding pelangi siang hari. Seringkali warna yang terlihat hanya putih karena saking redupnya.

Baca juga: Rawa di AS Berwarna Pelangi, Apa Sebabnya?

Foto-foto eksposur panjang seperti yang diambil oleh Hewison, adalah cara paling efektif untuk menangkap warna lebih tajam.

Dalam kasus gambar Hewison, fotonya dibantu oleh cahaya supermoon yang sedikit lebih dekat dengan Bumi.

Moonbow atau pelangi malam sudah ada sejak zaman dulu dan kerap disamakan dengan cincin Bulan, fenomena optik lain di mana cincin berwarna pelangi terbentuk di sekitar Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau