Untuk ternak, mereka mempertimbangkan setiap faktor yang terkait dengan produksi daging. Ini termasuk emisi dari produksi pupuk, mengubah lahan dari hutan menjadi padang rumput, menanam pakan, dan emisi langsung dari hewan (bersendawa dan pupuk kandang) dari lahir hingga mati.
Namun, ketika mereka melihat jejak karbon transportasi, mereka mengabaikan dampak pada iklim proses pembuatan bahan baku dan bagian-bagian kendaraan, perakitan kendaraan dan pemeliharaan jalan, jembatan, dan bandara. Sebaliknya, mereka hanya mempertimbangkan emisi yang dikeluarkan oleh knalpot mobil, truk, kereta api, dan pesawat terbang.
Akibatnya, perbandingan FAO tentang emisi gas rumah kaca dari sektor peternakan dengan sektor transportasi menjadi sangat terdistorsi.
Herrero et al, 2016, via Penn State University, CC BY-NC-SA
Saya menunjukkan kesalahan ini dalam sebuah pidato kepada sesama ilmuwan di San Francisco pada 22 Maret 2010, yang menyebabkan membanjirnya liputan media. Sebagai catatan, FAO segera mengakui kesalahannya.
Sayangnya, klaim awal agensi tersebut bahwa ternak bertanggung jawab atas bagian terbesar dari emisi gas rumah kaca dunia telah menerima pemberitaan luas. Hingga hari ini, kami berjuang untuk merevisi pemberitaan tersebut.
Dalam laporan penilaian terbarunya, FAO memperkirakan bahwa ternak menghasilkan 14,5% dari emisi GRK global yang berasal dari kegiatan manusia. Tidak ada penilaian lengkap yang sebanding untuk sektor transportasi secara keseluruhan.
Namun, seperti yang telah ditunjukkan oleh Steinfeld, emisi langsung dari transportasi versus ternak bisa dibandingkan, dan hasilnya 14% dari emisi transportasi berbanding 5% dari peternakan.
Berhenti mengkonsumsi daging tidak akan menyelamatkan lingkungan
Banyak orang masih mempercayai bahwa mengurangi konsumsi daging menjadi satu kali seminggu akan membuat perbedaan yang signifikan terhadap lingkungan.
Tetapi menurut sebuah studi baru-baru ini, bahkan jika orang Amerika menghilangkan semua protein hewani dari diet mereka, mereka hanya akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 2,6%.
Menurut penelitian kami di University of California, Davis, jika praktik Senin Tanpa Daging diadopsi oleh semua orang Amerika, kita hanya akan melihat pengurangan emisi GRK sebesar 0,5%.
Selain itu, perubahan teknologi, genetik, dan manajemen yang telah terjadi di pertanian Amerika selama 70 tahun terakhir telah membuat produksi ternak lebih efisien dan menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca.
Menurut basis data statistik FAO, total emisi gas rumah kaca langsung dari peternakan AS telah menurun 11,3% sejak 1961, sementara produksi daging ternak meningkat lebih dari dua kali lipat.
Permintaan atas daging meningkat di negara-negara berkembang, dengan tingginya permintaan dari kawasan Timur Tengah, Afrika Utara dan Asia Tenggara. Tetapi konsumsi daging per kapita di wilayah ini masih tertinggal apabila dibandingkan dengan negara maju.