Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Teh Panas Tingkatkan Risiko Kanker Esofagus

Kompas.com - 21/03/2019, 17:54 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Bonus tambahan adalah rendahnya insiden merokok dan minum alkohol, kebiasaan yang bisa mempengaruhi hasil.

Mulai tahun 2004, pengumpul data yang terlatih mengumpulkan informasi tentang lebih dari 50.000 peserta. Peneliti mencatat rincian segala hal mulai dari kebiasaan merokok hingga status sosial ekonomi hingga berapa lama mereka cenderung menunggu sebelum minum teh.

Mereka kemudian ditindaklanjuti selama bertahun-tahun dengan panggilan telepon, memeriksa kesehatan peserta.

Sebagai informasi, tim menyajikan teh selama wawancara awal yang dikalibrasi ke pipa panas 75 derajat. Para tamu kemudian diundang untuk menyesap dan berkomentar apakah rasanya mendekati suhu yang mereka sukai.

Bagi mereka yang suka sedikit lebih dingin, tim membiarkan suhu air turun lima derajat sebelum bertanya lagi.

Hasil akhir yang dipublikasikan dalam International Journal of Cancer itu terdengar agak memprihatinkan.

Mereka yang minum kurang dari 700 mililiter teh (kira-kira seharga dua cangkir) dipanaskan hingga lebih dari 60 derajat Celcius hampir dua kali lipat risiko terkena kanker kerongkongan dibandingkan dengan peminum 'dingin'.

Tentu saja, kita perlu menempatkan angka-angka itu ke dalam perspektif. Bentuk kanker ini menduduki peringkat nomor delapan pada kanker yang paling umum.

Bagi mereka yang berada di bagian lain dunia, seperti Iran dan Cina, itu adalah penyakit yang jauh lebih umum, dengan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan diet dan merokok yang mempengaruhi angka kejadian.

Baca juga: Menu Buka Puasa Mana yang Lebih Baik: Teh Manis atau Kurma?

Namun, sebelum Anda membuang ceret, perlu diingat bahwa meminum teh - terutama varietas hijau - mungkin membantu menurunkan risiko berbagai jenis kanker.

Buktinya beragam, tetapi minum beberapa cangkir teh tanpa pemanis sehari mungkin tidak akan banyak merugikan.

Perlu dicatat, pastikan Anda menunggu beberapa menit untuk membuatnya dingin terlebih dahulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com