Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Bertubuh Pendek, Apa Beda Stunting dan Orang Kerdil?

Kompas.com - 18/03/2019, 17:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Stunting menjadi masalah kesehatan yang cukup mendapat perhatian pada debat calon presiden putaran ketiga semalam.

Seperti dibahas sebelumnya, stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama sehingga membuat pertumbuhan anak tidak optimal.

Kondisi yang terbentuk sejak 1.000 hari pertama kehidupan di dalam rahim itu tidak hanya menghambat pertumbuhan, tapi juga berisiko pada perkembangan kemampuan kognitif dan intelektual anak.

Namun, samakah stunting dengan kerdil atau pendek?

Baca juga: Disinggung dalam Debat Pilpres Ketiga, Apa Itu Stunting dan Dampaknya?

1. Indikator stunting

Dalam artikel Kompas.com edisi 8 Februari 2017, stunting menurut kamus UNICEF didefinisikan sebagai persentase anak usia 0 sampai 59 bulan dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak.

Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk.

Stunting dan kondisi lain terkait kurang gizi, juga dianggap sebagai salah satu faktor risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan kematian akibat infeksi.

"Stunting selalu dimulai dengan penurunan berat badan, biasanya pada usia 3 bulan karena asupan makannya kurang gizi," papar Dr.dr.Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K) dalam artikel Kompas.com edisi 23 Januari 2019.

Sementara itu, Dr. dr. Dian Novita Chandra, M. Gizi mengatakan, indikator stunting dinilai berdasarkan indeks tinggi badan atau badan panjang terhadap umur, berdasarkan kurva pertumbuhan standar sesuai jenis kelamin.

"Anak yang dinyatakan stunting bila indeks tinggi badan terhadap umur kurang dari minus dua standar deviasi dari median kurva standar pertumbuhan," jelas pengajar di Departemen Ilmu Gizi FKUI kepada Kompas.com dalam artikel yang dimuat 25 Januari 2019.

Dengan kata lain, anak disebut stunting bila tinggi badan lebih pendek atau lebih lambat dari teman sebayanya.

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memantau dan mengukur tinggi badan anak setiap bulan hingga berusia dua tahun.

Pemantauan kemudian dilanjutkan secara berkala selama 6-12 bulan setelah berusia dua tahun.

Baca juga: Beda Pemahaman Stunting antara Sandiaga dan Maruf Amin dalam Debat

2. Indikator dwarfisme atau perawakan pendek atau orang kerdil

Kalau anak stunting bertubuh pendek karena kurang gizi, maka dwarfisme atau perawakan pendek biasanya dipicu oleh faktor keturunan atau gangguan hormon.

Melansir Emidicine Health, anak-anak dwarfisme dengan perawakan pendek umumnya memiliki orangtua yang juga pendek.

Sementara anak-anak stunting pertumbuhannya lebih lambat sekitar empat sentimeter tiap tahun di masa pubertas. Anak stunting juga mengalami keterlambatan masa puber, biasanya baru dialami pada usia 15 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com