Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masalah Sedunia, Susah Tidur Nyenyak tapi Tak Mau ke Dokter

Kompas.com - 15/03/2019, 17:10 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Daripada berkunjung ke dokter, mayoritas responden ditemukan memilih untuk bereksperimen, misalnya dengan membuat jadwal tidur dan bangun (22 persen), menonton televisi (33 persen), mengurangi konsumsi kafein (23 persen), memainkan musik yang menenangkan (24 persen) dan bahkan tidur di lokasi yang berbeda dari pasangannya (17 persen).

Menanggapi hal ini, Dick Bunschoten selaku Presiden Direktur dari Philips Indonesia berkata bahwa kondisi orang-orang di Indonesia yang kurang menangani masalah tidur dengan serius sangat mengkhawatirkan, terutama masalah mendengkur.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Bantal, Paling Awal Dibuat dari Batu

Dia pun berkata bahwa Royal Philips berdedikasi dalam mengembangkan solusi yang terbukti secara klinis dapat membantu orang mengatur kesehatan tidur mereka.

Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Andreas yang berpendapat bahwa pola pikir masyarakat yang berupaya untuk tetap bangun dengan minum kopi dan mengonsumsi vitamin, tanpa memandang bahwa mengantuk di saat cukup tidur adalah sesuatu yang salah, perlu diubah.

Dia mengatakan, kurangnya kualitas tidur akan menurunkan produktivitas karena kinerja otak kita dioptimalkan pada saat tidur.

“Mereka yang tidurnya tidak berkualitas dalam waktu panjang— ditandai dengan sering terbangun atau mendengkur di malam hari, serta merasa mengantuk di siang hari—harus berkonsultasi dengan dokter untuk mengidentifikasi dan menentukan apakah mereka memiliki faktor risiko kesehatan seperti OSA,” imbuhnya.

Perlu diketahui, OSA ditandai dengan gangguan pernapasan atau henti napas beberapa kali sepanjang tidur sehingga mencegah oksigen mencapai paru-paru. Gejalanya seperti tersedak atau napas tersengal saat tidur, dengkuran yang permanen dan keras, kelelahan berlebihan dan konsentrasi yang buruk di siang hari.

Jika tidak ditangani, OSA bisa berbuntut panjang menjadi penyakit jantung, diabetes tipe dua, stroke dan tekanan darah tinggi.

Andreas pun menegaskan, sangat penting untuk menyadari bahwa ketika Anda terus mendengkur, itu bukan tanda tidurnya nyenyak. Itu artinya Anda harus pergi ke dokter. Mengandalkan sumber dan artikel online saja tidak cukup.

Philips Indonesia Survei Tidur Asia Pasifik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com