Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balada Ethen Lindenberger, Hadapi Orangtua Penganut Antivaksin

Kompas.com - 05/03/2019, 11:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Meningkatnya wabah campak di seluruh dunia, membuat semua orang awas diri. Tak dipungkiri, salah satu yang bisa melindungi diri dari penyakit menular ini hanyalah vaksin.

Namun bagaimana jika orangtua atau wali kita adalah kelompok anti vaksin atau menolak vaksin karena kepercayaan pada konspirasi vaksin?

Hal seperti ini mungkin dialami banyak orang, salah satunya Ethan Lindenberger. Dia adalah pemuda 18 tahun asal Ohio, Negara Bagian AS yang hidup tanpa vaksin dan akhirnya melakukan pemberontakan pada orangtuanya sendiri.

Singkat cerita, Lindenberger belum pernah divaksinasi karena kepercayaan ibunya tentang dampak vaksin yang justru membuat anak menjadi autis.

Baca juga: WHO: Kasus Campak di Dunia Meningkat, Perangi dengan Vaksin

Oleh karena itu, Linderberger muda mulai mencari tahu sendiri apa itu vaksin, termasuk berkonsultasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Karena usianya pada 2018 genap 18 tahun, secara hukum Lindenberger sah membuat keputusan sendiri.

Langkah awal yang dilakukannya adalah memposting video di laman Reddit ang isinya meminta saran bagaimana mendapat vaksinasi.

Dilaporkan Washington Post, Senin (4/3/2019) pada bulan Desember remaja itu pergi ke Departemen Kesehatan Ohio. Di sana dia menerima serangkaian vaksinasi standar yang mencakup hepatitis A, hepatitis B, influenza dan HPV.

"Saya membuktikannya sendiri. Jelas ada jauh lebih banyak bukti untuk mempertahankan vaaksin dan melakukan vaksin," kata Lindenberger dalam wawancara dengan The Post, Februari lalu.

Keberaniannya ternyata meluas dan menjadi "virus" baru di tengah wabah campak yang menyarang AS. Setidaknya dia dapat memengaruhi lebih dari 100 orang AS dan mendorong peningkatan pengawasan orangtua yang tidak memperbolehkan anak-anaknya divaksinasi.

Pemberontakan yang dilakukan Lindenberger tak hanya menarik perhatian media, tapi juga Kongres Nasional.

Lewat sambungan Youtube-nya, Sabtu lalu (2/3/2019), dia mengumumkan diundang untuk menjadi pembicara di hadapan Komite Senat Kesehatan, Pendidikan, Perburuan, dan Pensiunan yang akan dilangsungkan hari ini, Selasa (5/3/2019). Kisahnya akan menjadi bagian dalam misi pemerintah setempat memeriksa wabah penyakit yang dapat dicegah.

Dia akan menjadi tamu bersama para ahli seperti John Wiesman, sekretaris kesehatan negara bagian Washington dan Saad B. Omeer, profesor dari Universitas Emory, Georgia.

"Saya tidak sabar lagi berbicara di Washington DC," katanya dalam video yang diunggahnya.

Menurut Associated Press, Sidang Senat ini dilakukan setelah ada 68 orang di Pasifik Barat Laut mengidap campak.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau