KOMPAS.com - Sebuah studi di Amerika Serikat menemukan bahwa sekitar 380.500 orang di seluruh dunia meninggal dini pada 2015 karena polusi udara yang disebabkan oleh asap dari knalpot kendaraan.
Mesin diesel adalah penyebab utamanya, menurut studi tersebut, seperti yang dilansir oleh kantor berita AFP, Rabu (27/02/2019).
Kendaraan berbahan bakar solar bertanggung jawab atas 47 persen kematian. Tetapi angka itu melonjak naik menjadi 66 persen di Perancis, Jerman, Italia dan India, dimana kendaraan berbahan bakar solar paling banyak digunakan.
Studi ini dilakukan oleh para peneliti dari Dewan Internasional Untuk Transportasi Bersih (ICCT) dan dua universitas AS.
Baca juga: Polusi Udara di China Bikin Mood Jelek, Ini Buktinya
ICCT adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang melaporkan "dieselgate", skandal kecurangan emisi Volkswagen pada 2015.
"Tingginya beban kesehatan masyarakat yang diakibatkan oleh kendaraan diesel di Eropa menggarisbawahi perlunya standar emisi kelas dunia yang harus disertai dengan kepatuhan dan penegakan yang kuat," kata penulis ICCT Joshua Miller.
Dia juga menyerukan perlunya tindakan segera untuk mengganti kendaraan yang beremisi tinggi.
Dalam cakupan studi yang lebih luas, para peneliti meneliti emisi dari mobil diesel dan non-diesel, truk, bis, industri perkapalan serta mesin pertanian dan konstruksi. Mereka melihat dampak dari emisi tersebut terhadap kesehatan manusia.
Mereka menemukan bahwa sektor transportasi global bertanggung jawab atas 11 persen dari 3,4 juta kematian prematur setiap tahun yang disebabkan oleh polusi dari partikel halus (PM2.5) dan paparan ozon di permukaan tanah.
Biaya beban kesehatan yang disebabkan oleh polusi transportasi, yang telah dikaitkan dengan penyakit paru-paru, jantung, dan diabetes bertambah hingga 1 triliun dollar AS pada 2015, kata para peneliti.
Di China saja, sekitar 114.000 orang terbunuh oleh emisi knalpot kendaraan tahun itu, tapi itu hanya menyumbang lebih dari 10 persen dari semua kematian yang terkait dengan polusi udara di sana.
Di Amerika Serikat, tercatat ada 22.000 kematian akibat polusi transportasi, yang 43 persennya terkait dengan mesin diesel.
Sementara itu India mencatat 74.000 kematian dini akibat emisi kendaraan, dibandingkan dengan 13.000 di Jerman, 7.800 di Italia, dan 6.400 di Perancis.
Baca juga: Studi: Polusi Udara Tingkatkan Risiko Demensia
Namun secara relatif, yang terburuk terjadi di Jerman dengan 17 kematian dini per 100 ribu penduduk akibat polusi transportasi atau tiga kali lebih tinggi dari rata-rata global.
Milan, Turin, Stuttgart, Kiev, Cologne, Berlin dan London berada di antara kota daftar kota paling mematikan dalam hal polusi transportasi, kata para peneliti.
Para peneliti memperingatkan bahwa perkiraan tersebut bersifat "konservatif" karena studi mereka tidak memperhitungkan semua jenis emisi berbahaya atau penyakit yang berhubungan dengan polusi.
"Pertimbangan dampak ini kemungkinan akan meningkatkan perkiraan dampak kesehatan dari emisi gas kendaraan," kata mereka memperingatkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.