Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Udara di China Bikin "Mood" Jelek, Ini Buktinya

Kompas.com - 24/01/2019, 19:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor


KOMPAS.com - Selain membuat mata berair dan leher gatal, polusi udara juga berpengaruh buruk pada suasana hati.

Penemuan ini ditunjukkan dalam sebuah studi di China yang mempelajari hubungan antara polusi udara dan percakapan di media sosial.

"Intinya sederhana," kata Siqi Zheng, penulis laporan dan dosen Massachusetts Institute of Technology (MIT).

"Tingkat polusi udara yang tinggi menurunkan kebahagiaan di kalangan warga China."

Baca juga: Studi: Polusi Udara Tingkatkan Risiko Demensia

Udara kotor jadi salah satu masalah utama yang dihadapi warga perkotaan China, di samping harga rumah yang melonjak, keamanan makanan yang mengkhawatirkan, dan layanan masyarakat berkualitas rendah.

Namun, polusi udara – terutama partikel mikroskopis dari pabrik dan pembangkit listrik tenaga batu bara – sudah lama jadi keluhan di kalangan kelas menengah China yang terus berkembang.

Lebih dari 1 juta kelahiran prematur di China bisa dikaitkan dengan polusi udara, menurut WHO.

Campuran beragam partikel, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan ozon juga sering dikaitkan dengan buruknya produktivitas, kinerja kognitif, dan hasil belajar.

Selain itu, pengamat mencatat warga lebih cenderung menunjukkan perilaku berisiko dan impulsif di hari yang kadar polusinya tinggi.

Peneliti: Polusi Tinggi = Kebahagiaan Turun

Foto perbandingan ini diambil di taman Jingshan, Beijing, China. Foto atas diampil pada 6 September 2018 dan foto penuh polusi (bawah) diambil pada 15 Oktober 2018. Foto perbandingan ini diambil di taman Jingshan, Beijing, China. Foto atas diampil pada 6 September 2018 dan foto penuh polusi (bawah) diambil pada 15 Oktober 2018.

Untuk mengetahui bagaimana polusi udara mempengaruhi mood harian warga, Zheng dan koleganya menggunakan algoritma untuk memeriksa 200 juta pesan dari 144 kota yang diunggah ke Weibo pada tahun 2014.

Weibo adalah situs media sosial terbesar di China dengan lebih dari 455 juta pengguna aktif.

Para peneliti merancang "indeks ekspresi kebahagiaan" berdasarkan kata kunci dan konteks, yang lalu diperiksa silang dengan tingkat polusi udara yang meningkat.

"Kami menemukan korelasi negatif yang signifikan antara tingkat polusi dan kebahagiaan," ujar Zheng. Menurut Zheng, jika salah satu faktor naik, yang lainnya turun.

"Perempuan lebih sensitif terhadap tingkat polusi yang tinggi dibandingkan laki-laki."

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau