"Sampai pada tahun 2018 saya punya mahasiswa bimbingan Master S2 Biologi UGM yang bisa mengerjakan karakterisasi morfologinya sehingga memperkuat data bahwa jenis itu adalah jenis tersendiri yang belum punya nama. Sehingga akhirnya kita tuliskan publikasi jenis baru tersebut dengan kita kasih nama Microhyla gadjahmadai," terangnya.
Baca juga: Moyang Katak dari Amerika Utara Besarnya Hanya Sekuku Jari
Ciri khas
Secara morfologi M. gadjahmadai dapat dibedakan dari Microhyla achatina berdasarkan pola garis hitam yang samar dan pendek pada bagian temporal.
Selain itu, katak yang didominasi warna coklat ini juga memiliki letak lubang hidung yang terletak cenderung di tengah antara mata dan ujung moncong.
Persebaran katak M. gadjahmadai meliputi Bengkulu, Jambi, Lampung, dan Sumatra Selatan pada ketinggian sekitar 700 sampai 1.600 meter di atas permukaan air laut (mdpl).
Habitat tempat hidupnya adalah area yang memiliki sumber air seperti area dekat aliran sungai, kolam, sawah, dan perkebunan warga.
Meski begitu, Amir belum mengetahui berapa jumlah pasti populasi katak M. gadjahmadai. Namun Amir menyebut, katak ini memiliki habitat yang masih bagus dan aman.
"Populasinya memang belum banyak diketahui, tapi jenis ini cukup adaptif pada beberapa tipe habitat, termasuk hutan, pinggiran hutan dan persawahan. Karena memang jenis ini adalah katak yang kecil maka jarang menjadi perhatian orang banyak," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.